ARTIKEL

Kamis, 20 Maret 2008

Rekaan Presiden RI versi Dunia Marketing

Membaca sejarah Mataram di masa tahta Sultan Agung serta merta menyeret imajinasi kita Pentas Politik menjelang proses pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI. Dimana pada masa itu dihiasi dengan sorak sorai bala tentara dan ratap tangis rakyat jelata. Tak bisa kita tolak pada masa itu, ekspansi teritorial yang begitu sering dan spektakuler pastilah menyerap biaya tidak sedikit, terlebih lagi social cost yang terpakai. Dengan cita-cita sultan untuk membangun kemegahan kekuasaannya bisa dibilang seluruh rakyat mataram dikerahkan untuk itu semua.
Sultan Agung menurut bangsa Eropa yang datang pada tahun 1622, 1623, dan 1624 memberi kita gambaran tentang kota istana mataram. Dalam diri Sultan, beliau tidak bisa dianggap remeh, menurut pengusaha Belanda Balthasar van Eyndhoven, “Sultan berwajah kejam, beliau dengan dewan penasihat memerintah dengan keras, sebagaimana sebuah negara besar.” Sedangkan menurut Dr.H. de Haen, “Pangeran Ingalaga ini adalah seseorang yang berada dalam puncak kehidupannya, berusia sekitar 20 hingga 30 tahun, berbadan bagus. Sejauh penglihatan kami, sedikit lebih hitam daripada rata-rata orang Jawa, hidung kecil dan tidak pesek, mulut datar an agak lebar, kasar dalam bahasa dan lamban dalam berbicara, berwajah trenang dan bulat, dan tampaknya cerdas, memandang sekelilingnya seperti singa” (Puncak kekuasaan Mataram-Dr HJ Graaf).
Lanjut HJ Graaf, Sultan Agung sangat berterus terang tentang rencana-rencananya, bahkan tentang rencana-rencana jangka panjang. Ia sangat keras terhadap bawahannya. Pengawasan yang keras lebih baik daripada menimbulkan rasa takut.” Beliau melihat sekelilingnya, apakah sekiranya ada bawahan yang tidak hadir dan menanyakan alasan ketidakhadirannya.”
Calon Presiden dan Wakil Presiden RI, menjadi bahan pembicaraan sehari-hari kita di sekolah, kampus, kantor, hingga warung angkringan sekalipun. Banyak analisis dibuat dari pakar militer-sosial-politik hingga pakar sego goreng. Semua analisis itu menuju kearah yang sama yaitu yang dapat membuat masyarakat sejahtera.

Tidak ada komentar: