ARTIKEL

Selasa, 10 Juni 2008

Preman Sadar


Be a Man


Bikin Naskah Iklan


Dalam Dunia Periklanan, seseorang yang fungsinya menulis berbagai jenis naskah (teks) iklan untuk kemudian dicetak atau dimuat di media cetak atau diperdengarkan di radio atau televisi disebut “Penulis Naskah Iklan” atau yang lebih populer dalam bahasa Inggris, copywriter. Kalau teks iklan tersebut berbentuk screenplay, yaitu sejenis drama atau dialog untuk dimuat dimedia elektronik, dalam bahasa Inggris penulis itu disebut scriptwriter atau Screenwriter.
Seorang copywriter memerlukan mitra yang mempunyai keahlian dibidang pembuatan gambar dan layout. Mitra copywriter ini disebut Art Director atau Visualizer yang dalam istilah Indonesianya adalah pengarah seni. Sesungguhnya seorang copywriter tidak hanya dituntut untuk bisa menulis naskah iklan untuk media cetak. Namun, juga naskah iklan untuk media elektronik khususnya radio dan televisi. Teknik penulisan untuk media cetak dan media elektronik tentu saja berbeda. Yang satu untuk dipendengarkan (media elektronik). Gaya bahasa untuk media elektronik tentu adalah gaya bahasa lisan atau yang disebut dalam bahasa Inggris colloquial. Dalam proses produksinya, naskah iklan untuk media cetak tentu untuk dicetak. Teks iklan berupa bahasa bahasa yang direkam biasanya memerlukan soundeffect.

Setelah beberapa tahun, seorang pembuat iklan membutuhkan beberapa aturan, hukum. Karena, masyarakat saat ini yang terorganisir menjadi semakin bergantung dengan aturan-aturan komunikasi.
Masyarakat kita telah bergeser dari masyarakat yang berair dangkal dan aman ke masyarakat komunikasi yang luas. Sangat tak terpikirkan bahwa suatu peristiwa, seseorang, atau suatu penemuan bisa mendapatkan arti penting tanpa perhatian dari media. Jadi apakah terlalu berlebihan jika kita mulai menyusun aturan-aturannya?


Bentuk atau isi: Manakah yang bisa membuat copy-an lebih efektif?

Psikologi dan komunikasi menjadi maju karena padatnya aktifitas manusia, seperti dua gunung berapi kembar yang merubah tatanan alam. Selama proses pematangan yang berlangsung sekitar 200 tahun terakhir, psikolog dan komunikator telah mengabaikan ikatan yang mereka butuhkan untuk mendominasi pikiran di abad 21: Psikolog bukanlah seorang komunikator yang baik dan komunikator adalah sandaran yang terbaik dari seorang psikolog.

Aturan Pemikiran Mikro
Dimulai dengan harapan bahwa untuk menjadi suatu kesatuan yang terus-menerus diawali dari bahasa psikologi ke komunikasi. Ditambah dengan pembentukan aturan-aturan bahwa seorang pembuat iklan yang baik dapat merasakan tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk mengorganisasi bentuk.
Kita terlambat untuk hal ini. Alasannya adalah tali dari komunikasi massa telah ditarik dan disentakkan oleh individu-individu yang mengenali dan merasa nyaman dengan teknik-teknik komunikasi, tetapi tidak memberikan status yang sama terhadap arti kata dan bunyi kata. Arti bunyi dan kata tidaklah semudah linguistik dan philologi, studi kata.
Pemujaan, terutama di dalam komunikasi seni yang terarah, telah menjadi medium bukan pesan. Beginilah mengapa seorang penulis atau seorang artis membangun portfolio, yang mengarah pada pekerjaan yang berpenghasilan tinggi; begitulah siklus di dalam menciptakan iklan yang bagus berlanjut.
Apakah suatu iklan menarik? Siapa yang peduli? Yang penting iklan tersebut bagus, kan?


3 aturan kunci untuk bahasa yang unik

Untuk dapat mengetahui masa depan, kita harus berjuang dengan membawa dan mengobservasi 3 aturan kunci berikut ini:
Mengenalkan kata yang ”maxim” (Maksimal)
Dan kata-kata yang spesifik, netral, kata-kata yang tidak mempunyai arti seperti membutuhkan, kualitas, bentuk, dan
Kata Perintah dan Kata Penjelas (dan jangan terlalu banyak penggunaan kata yang berlebihan)

Berkarya dengan Nurani


Dalam wacana seni apakah itu seni rupa, seni musik, seni gerak dan cabang seni lain, sering digunakan kata rasa. Rasa adalah daya penggerak dan pewarna tingkah-laku dan kreasi kita. Bila perasaan sedang jernih, pekerjaan akan dilakukan dengan senang hati. Ketika seorang penari beraksi dengan rasa yang mantab dengan penghayatan penuh, maka akan terpancarlah energi atau dinamisme dari tarinya itu, dan akan mempengaruhi pemirsanya. Orang Bali mengatakan bahwa penari itu memancarkan taksu.
Rasa akan sesuatu (kebahagiaan, kepedihan, keterharuan, cinta, ketakutan) disampaikan melalui cara-cara yang berbeda, dengan pengiasan yang beragam seberagam individu-individu dan komunitas-komunitas yang ada. Bahkan dalam satu komunitas pun selalu terdapat kecenderungan-kecenderungan yang bersifat pribadi. Kecenderungan ini sangat tergantung pada bagaimana ia berfikir. Namun demikian perlu dipahami bahwa berfikir itu tidak melulu berpusat di otak, berfikir itu bergulir di keseluruhan tubuh melalui jaringan hormon dan enzim. Sifat kimiawi dari hormon dan enzim itu juga tergantung pada bagaimana kita memandang dan mempersepsi dunia yang melingkupi kita. Tentang ini Deepak Chopra, seorang dokter medis yang mengaplikasikan pula ayurveda dalam menangani pasien-pasiennya, memaparkan via bukunya Quantum Healing tentang bagaimana otak mengubah non-materi (ide-ide, pikiran, atau rasa) menjadi materi yang dalam ini substansi kimiawi yang berupa lapisan lemak atau kelenjar yang mengandung tanda-tanda yang sangat kompleks untuk dibaca oleh otak.[i] Pikiranlah yang selalu sibuk mengartikan segala sesuatu yang dicerap melalui perabaan, penglihatan, pendengaran, penciuman, atau pencecapan.
Salah satu sensuist terbesar sepanjang sejarah manusia modern – sarjana, penulis genius kelahiran akhir abad ke-19 di Alabama USA, Hellen Keller, penderita buta, tuli, dan (akhirnya juga) bisu akibat penyakit keras yang dideritanya di usia dini, berfikir hanya dengan indra perabaan dan pendengaran. Berfikirnya hanya dengan meraba dan membaui.[ii] Bagi dia membau dan meraba sama dengan membaca dan berfikir.[iii] Sebagai contoh, Helen Keller mengatakan bahwa dengan membau seseorang, ia dapat mengungkap jenis ‘pekerjaan’ yang sedang dilakukan. “Bebauan kayu, besi, cat dan obat-obatan yang melekat pada baju seseorang ... Ketika seseorang melintas secara cepat dari satu tempat ke tempat lain, saya mendapat suatu impresi bau tentang dari mana ia datang – apakah dari dapur, taman, atau rumah sakit.”[iv]
Jadi berfikir itu tidak sebagaimana yang sering dibayangkan oleh orang modern, yang dikira hanya berlangsung di dan dengan otak melulu. Dulu, dalam berbagai bahasa di Nusantara orang menggunakan kata rasa untuk menyatakan sesuatu yang banyak orang sekarang menggunakan kata pikir, misalnya orang di Jawa, Bali, dan Sulawesi Utara. Hanya dalam beberapa dekade terakhir sajalah sekarang kata ‘pikir’ mulai dipakai menggantikan kata ‘rasa’. Seperti orang Inggris I think, banyak orang memakai kata pikir. Mitos modernitas secara salah sering mengajarkan bahwa pemahaman dengan pikiran lebih superior daripada rasa.
[i] Deepak Chopra, Quantum Healing, (New York: Bantam Books, 1990).
[ii] Diane Ackerman, A Natural History of Senses, (New York: Vintage, 1991).
[iii] Helen Keller dilahirkan di Alabama, USA, meninggal dalam usia 87 tahun. Karena tuli ia tidak dapat membuat suara yang dapat dimengerti. Itulah yang membuat orang tuanya bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Beruntung mereka mendapat bantuan dari seorang pakar yang telah berhasil mengajar bicara bagi orang yang tuli, pakar itu adalah Alexander graham Bell. Atas saran Bell pulalah orang tua Helen mempekerjakan seorang guru bernama Anne Sullivan, 20 tahun, untuk mengajar Helen. Anne Sullivan juga menderita kebutaan namun membuktikan dirinya sebagai seorang guru yang berbakat. Anne mengajari Helen nama benda-benda dengan cara menekankan huruf-huruf pada tangan Helen. Ia mengajar Helen berbicara dengan cara merasakan vibrasi-vibrasi pada tenggorokan Anne. Ternyata Helen sangat berbakat dan cerdas. Dengan bantuan sekolah-sekolah khusus di New York dan Boston, ia belajar membaca dan menulis dalam huruf Braille. Akhirnya ia memperoleh gelar sarjana, dan ia pada akhirnya dapat membantu banyak orang yang bernasib sama seperti dia. Helen Keller memnjelajar sampai ke beberapa negara memberi kuliah. Ia berkomunikasi – membaca bahasa tanda – dengan tanda-tanda sentuhan jari tangan pada telapak tangan. Ia telah menulis beberapa bku, salah satunya adalah Kisah Hidupnya, yang dipublikasi pada 1902. Dari kisahnya itu dibuatlah sebuah drama yang memperoleh penghargaan, dan difilmkan oleh Willam Gibson pada 1962.
[iv] Ackerman, 23.

Digital Life


Sebagai karyawan di era dini, kita tidak perlu secana fisik untuk duduk dikantor ben-jam jam, telecommuting sudah merupakan hal yang Iazim dimana dengan cellphone dan notebook anda bisa mengakses data, email, fax, voice mail dimana pun anda berada. Dan di beberapa perusahaan yang saya tahu, staff berkumpul seminggu lx atau 2x seminggu untuk rriengadakan status meeting atau meeting penting lainnya, malah dengan absensia anda tetap bisa bergabung dengan meeting tersebut kanena penusahaan telekom anda bisa menyediakan conference call multi parti dengan harga yang terjangkau. lni merupakan aspek bisnis nilai tambah untuk penusahaan telekom dengan membenikan fasilitas tersebut. Selain conference call, penusahaan telekom juga bisa membenikan jasa untuk voicemail ataupun fax mail yang bisa di route/alihkan ke email inbox anda.

Shopping di mall akan menemukan titik keseimbangan dengan tumbuhnya e­business business to consumer. Meskipun di Indonesia menurut bebenapa pakar internet mi masih merupakan hal yang langka, mungkin pemenintah atau NGO bisa menyelidiki penyebab hambatan. Pembelian ticket kapal terbang, kereta api sudah mulai memasuki dunia online dan berjalan sangat Iancar di negara negara tertentu.

lngin mencani peluang kerja, anda tinggal memasuki job online search dan memilih peluang yang tepat untuk anda. Birokrasi untuk menyusun resume, menginim melalui pos, dan menuggu interview balasan surat anda pun waktunya bisa menjadi minim dengan adanya email.

Membaca benita di sunat kabar, atau mencani artikel yang sesuai dengan selera anda setiap pagi, anda bisa berlangganan dengan portal tertentu dimana anda bisa meng-kustomisasi web page anda supaya benita yang merupakan pnionitas akan selalu dihalaman pertama di situs anda. Apakah konvensional surat kabar akan tercampak?

Online newspaper merupakan komplementer yang kuat untuk tradisionil surat kabar. Pembaca online newspaper di America menurut statistik dan Newspaper Association of America, cukup tinggi, dimana 67% pelanggan internet membaca daily online newspaper dan 74% membaca surat kabar minggu. Dan menurut survey yang sama, pembaca online newspaper tidak mengunangi waktu untuk membaca tradisionil surat kabar semenjak meneka membaca versi online, kanena dianggap sebagai pelengkap. Yang menjadi kenyataan dan alasan yang kuat adalah, versi online tidak bisa dilipat, dibaca di WC, keneta api, ataupun mobil.
Bagaimana dengan urusan per bank an, pembelian grocery, akses mateni untuk dunia pendidikan, advis untuk kesehatan, maupun horoskop anda yang selalu uptodate di pagi han. lnipun bisa dilakukan dengan internet banking, online grocery shopping, akses library yang mungkin sudah terkoneksi dengan bebenapa perpustakaan lainnya maupun toko buku yang mungkin mempunyai stock untuk kebutuhan anda.

Medical Advice online servis pun tersedia untuk membenikan advis mengenai gejala darah tinggi, kencing manis, obat yang tersedia dan efek sampingannya. Untuk pelajan yang mempunyai akses ke WVVW, mereka pun bisa mendapatkan informasi yang dicani baik dan industri yang bersangkutan, maupun dan sumber akademis diluar sekolah atau perguruan tinggi mereka. Kemungkinan besar sumben informasi untuk research malah akan Iebih akurat dan lebih realistik dan industni yang jauh lebih dekat ke kebutuhan pasar danipada teks book yang bisa membenikan outline secana teoni.

Kamis, 05 Juni 2008

Kreatif TV


Televisi tidak hanya memiliki fungsi sebagai sarana hiburan tetapi juga sebagai media informasi. Peran sebagai media informasi ini bahkan menjadi sajian utama sehingga stasiun-stasiun televisi di Indonesia terutama stasiun televisi swasta saling berlomba memperebutkan pemirsa dengan menayangkan program berita atau informasi yang semakin berbobot. Persaingan antartelevisi ini mengharuskan pengelola televisi membuat program yang digemari pemirsa sehingga dapat diterima banyak oleh khalayak.

Sementara itu kebersamaan dengan meningkatnya peran televisi sebagai media informasi, terjadi perubahan besar dalam tatanan sosial-politik di Indonesia sejak era reformasi dijalankan. Perubahan ini menjadikan media massa semakin memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri secara lebih terbuka. Suatu hal yang tidak ada pada masa sebelum reformasi, dan menggeser tata nilai di masyarakat, ditandai dengan semakin derasnya arus informasi yang masuk ke masyarakat. Media massa, termasuk televisi, semakin berani menampilkan acara atau berita yang sebelumnya dianggap sensitif untuk dipublikasikan. Apalagi tontonan TV belakangan ini yang tengah "tren" adalah acara kenyataan (reality TV show). Maka yang terjadi adalah semua stasiun TV swasta seakan-akan berlomba membuat tontonannya menjadi semenarik mungkin agar menarik perhatian pemirsa.
Reality TV show merupakan salah satu bentuk kemasan baru acara televisi di Indonesia yang saat ini menjadi acara kompetisi di stasiun televisi swasta. Reality TV show bukan barang baru buat kita. Kalau dulu sifatnya hanya hiburan, karena konsep acara reality TV shownya hanya mengandalkan kamera tersembunyi yaitu menempatkan seseorang pada situasi tertentu yang membuatnya bereaksi spontan. Ekspresi itu menampilkan kondisi dasar manusia, seperti marah, gemas, ketakutan, dan malu. Spontan, Ngacir, Emosi, Paranoid, H2C, Playboy Kabel, Katakan Cinta, Ketuk Pintu adalah beberapa acara reality TV show yang menampilkan ekspresi manusia tersebut. Tapi kini fungsi acara reality TV show bertambah karena beberapa acara reality TV show sekarang ada yang menjadikan ajang sarana untuk mencari bibit baru.
Reality TV show sekarang sudah jadi bagian dari hidup kita. Suka tidak suka, pasti kita akan tahu atau minimal pernah mendengar dua suku kata yang ini. Konsep dari Reality TV show sendiri cukup sederhana. Memotret kehidupan orang awam (bukan selebriti), kemudian disiarkan dan ditonton oleh orang banyak. Yang disorot kehidupan pun lumayan senang dan yang menonton pun terhibur. Tapi, kemudian reality TV show tidak hanya memotret kehidupan orang. Reality TV show pun kini berkembang jadi ajang kompetisi. Bagi industri televisi, reality TV show adalah produksi murah. Murahnya biaya produksi menjadi salah satu alasan bahwa stasiun TV swasta belakangan ini yang tengah "tren" membuat acara kenyataan (reality show) agar mungkin menarik perhatian pemirsa.
Indonesian Idol adalah salah satu bentuk acara reality TV show yang ditayangkan di RCTI telah melakukan audisi di lima kota yaitu Medan, Jogja, Bandung, Surabaya dan Jakarta. Indonesian Idol ditayangkan mulai 9 April 2004 pukul 19.00 wib. Acara yang juga merupakan lisensi dari American Idol ini pun ditayangkan setiap hari sejak dari saat audisi, demi memancing perhatian pemirsa. Tayangan perdana yang berdurasi 60 menit ini berisi pengenalan tentang kompetisi "Indonesian Idol" yang sampai saat ini telah mengumpulkan peminat cukup besar. Indonesian Idol menjadi fenomena sebuah acara reality TV show di 20 negara lebih, yang memungkinkan seseorang dapat menjadi bintang penyanyi (from zero to hero) dan mempunyai album yang dapat didengar oleh penggemarnya di seluruh Indonesia. Indonesian Idol melahirkan bintang penyanyi baru yang akan bersinar.
Dalam Indonesian Idol juga memungkinkan penonton ikut terlibat dengan cara memberikan suara mereka. Penontonlah yang menentukan siapa yang bakal menjadi pemenang. Pilihan penonton atau audience sangat berbeda dengan pilihan juri lewat SMS (short message service), namun keterlibatan para juri sejak audisi dinilai memiliki peran besar dalam menciptakan pemenang dengan kualitas vokal yang baik. Dengan sistem polling SMS (short message service) ini membuat acara reality TV show berbeda dengan reality TV show lainnya. Indonesian Idol diklaim sebagai ajang pencarian bakat yang lebih mengutamakan kualitas ketimbang membangun empati pemirsa. Indonesian Idol merupakan ajang mencari bintang-bintang baru yang memiliki kualitas vokal yang bisa dipertanggungjawabkan.

Selasa, 03 Juni 2008

Sejarah Awal Pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta


Pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dirunut asal mulanya dari tahun 1945, bahkan sebelum itu. Beberapa minggu setelah Proklamasi 17 Agustus 1945, atas desakan rakyat dan setelah melihat kondisi yang ada, Hamengkubuwono IX mengeluarkan dekrit kerajaan yang dikenal dengan Amanat 5 September 1945. Isi dekrit tersebut adalah integrasi monarki Yogyakarta ke dalam Republik Indonesia. Dekrit dengan isi yang serupa juga dikeluarkan oleh Paku Alam VIII pada hari yang sama. Dekrit integrasi dengan Republik Indonesia semacam itu sebenarnya juga dikeluarkan oleh berbagai monarki di Nusantara, walau tidak sedikit monarki yang menunggu ditegakkannya pemerintahan Nederland Indische setelah kekalahan Jepang.

Pada saat itu kekuasaan Kasultanan Yogyakarta meliputi: (a) Kabupaten Kota Yogyakarta dengan bupatinya KRT Hardjodiningrat, (b) Kabupaten Sleman dengan bupatinya KRT Pringgodiningrat, (c) Kabupaten Bantul dengan bupatinya KRT Joyodiningrat, (d) Kabupaten Gunungkidul dengan bupatinya KRT Suryodiningrat, (e) Kabupaten Kulonprogo dengan bupatinya KRT Secodiningrat. Sedang kekuasaan Praja Paku Alaman meliputi: (a) Kabupaten Kota Paku Alaman dengan bupatinya KRT Brotodiningrat, (b) Kabupaten Adikarto dengan bupatinya KRT Suryaningprang.

Dengan memanfaatkan momentum terbentuknya Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta pada 29 Oktober 1945 dengan ketua Moch Saleh dan wakil ketua S. Joyodiningrat dan Ki Bagus Hadikusumo, maka sehari sesudahnya, semufakat dengan Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta, Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengeluarkan dekrit kerajaan bersama (dikenal dengan Amanat 30 Oktober 1945) yang isinya menyerahkan kekuasaan Legeslatif pada Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta. Mulai saat itu pula kedua penguasa kerajaan di Jawa bagian selatan mengeluarkan dekrit bersama dan memulai persatuan dua kerajaan.

Semenjak saat itu dekrit kerajaan tidak hanya ditandatangani kedua penguasa monarki melainkan juga oleh ketua Badan Pekerja KNI Daerah Yogyakarta sebagai simbol persetujuan rakyat. Perkembangan monarki persatuan mengalami pasang dan surut. Pada 18 Mei 1946, secara resmi nama Daerah Istimewa Yogyakarta mulai digunakan dalam urusan pemerintahan menegaskan persatuan dua daerah kerajaan untuk menjadi sebuah daerah istimewa dari Negara Indonesia. Penggunaan nama tersebut ada di dalam Maklumat No 18 tentang Dewan-Dewan Perwakilan Rakyat di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemerintahan monarki persatuan tetap berlangsung sampai dikeluarkannya UU No 3 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengukuhkan daerah Kesultanan Yogyakarta dan daerah Paku Alaman adalah bagian integral Negara Indonesia.

Perkembangan teknologi digital printing

nolo
Perkembangan industri grafika di Indonesia terkait dengan teknologi cetak letter- press dan mulai surut tahun 1970-an, kemudian teknologi cetak offset mulai menggantikannya. Teknologi susun huruf mesin [timah] yang menjadi acuan untuk cetak tinggi menjadi usang dan digantikan komputer generasi awal yaitu mesin compugraphic atau mesin susun huruf foto. Di Indonesia generasi susun huruf foto yang belum lama berkembang , bahkan beberapa percetakan baru saja menginvest mesin Compugraphic dibuat tidak berdaya dengan perkembangan dunia komputer. Perkembangan dunia komputer juga sangat pesat, sebagai gambaran pada akhir tahun 80-an, komputer PC baru memiliki kecepatan clockspeed sekitar 10-25 Mhz dan sekarang dengan mudah dan murah kita dapatkan komputer PC standar di atas 2,5 Ghz.
Proses susun huruf foto atau yang popular dikenal dengan sebutan typesetting, yaitu persiapan naskah camera ready yang siap cetak. Proses mi telah menggunakan komputer, hanya saja pada saat itu komputer yang digunakan merupakan suatu sistem yang dikenal dengan close system. Beberapa merek peralatan seperti dan Compugraphic, Berthold dan lainnya, merupakan komputer dengan sistem yang tertutup, sehingga tidak memungkinkan berkomunikasi dengan sistem lainnya.
Pada saat itu juga sudah dikenal peralatan separasi warna dengan scanner, plus suatu alat yang dikenal atau disebut dengan system, dimana dimungkinkan melakukan manipulasi gambar sebelum dilakukan separasi warna. Beberapa merek peralatan yang cukup dikenal diantaranya Chromacom, Sigmagraph, Studio dan lain-lain. Peralatan yang mahal ini juga sebenarnya merupakan suatu wujud dan komputer yang sama seperti peralatan typesetting, bersifat close system. Saat itu proses antara text dan gambar merupakan dua pekerjaan yang terpisah dan baru akan digabungkan pada saat final yang akan menghasilkan film yang siap untuk pembuatan pelat cetak.
Pada tahun-tahun tersebut berkembang perusahaan yang memiliki peralatan tesebut, walaupun terbatas di kota-kota besar. Perusahaan yang menyediakan jasa untuk susun huruf berlabel typesetting dan yang berurusan gambar disebut perusahaan repro. Kemudian suatu tonggak penting dan memiliki pengaruh yang sangat besar sampai saat ml adalah pada sekitar akhir tahun 80-an suatu perusahaan yang bernama Adobe memperkenalkan suatu standarisasi bahasa untuk berkomunikasi antara komputer dengan peralatan lainnya yang dikenal dengan dengan Adobe Postscript.
Di era yang sama komputer Apple memperkenalkan suatu komputer desktop yang disebut Apple Macintosh, yang berbasis grafik, dimana dengan tambahan unit laser printer, peralatan Desktop Publishing [DTP] secara pasti menggeser generasi typesetting sebelumnya. Proses setting digabungkan layout dengan fasilitas WYSWYG [what you see is what you get] yang dapat segera dilihat hasil layout seperti yang diinginkan. Seiring dengan perkembangan komputer Apple Macintosh, diperkenalkan satu peralatan yang disebut dengan imagesetter, yang mampu menghasilkan film langsung dan komputer.
Munculnya software Adobe Photoshop yang jauh Iebih murah dalam pengolahan foto maupun slide kedalam bentuk digital, semakin memudahkan proses persiapan dan sekaligus membuat was-was para pemakai teknologi grafika seperti kalangan percetakan maupun penerbitan. Hampir dapat dikatakan dalam hitungan bulan dikembangkan mesin baru, software baru yang mempermudah dan mempercepat proses penyiapan produk cetak serta hasilnya Iebih akurat dan terukur. Gabungan peralatan tersebut diatas, perlahan berkembang semakin baik, dengan kecepatan yang semakin tinggi, dan secara perlahan menggeser semua peralatan yang menggunakan close system. Perusahaan yang mampu beradaptasi ini dapat bertahan, sementara yang tidak akhirnya perlahan harus gulung tikar.
Hal ini disebabkan oleh perubahan cara kerja, pekerjaan typesetting dan color separation house yang tadinya digarap di luar penerbit, kemudian dapat dikerjakan pelanggan ditempatnya, dan perusahaan repro hanya sebagai tempat output film. Yang pertama kali terpukul saat itu adalah perusahaan penyedia jasa type setting, karena pekerjaan mereka langsung diambil alih oleh customer mereka sendiri, kemudian juga untuk repro house konvensional yang tidak memiliki komputer dan imagesetter untuk mengubah data digital dan customer mereka.
Kemudian tahun 90-an generasi komputer IBM-PC compatible masuk kedalam dunia grafika dan membaurkan computer science dengan industri grafika. Jika diruntut perkembangan teknologi digital dapat dilihat dan mulai computer to paper [layout-contact film-plate], computer to film, computer to plate, computer to press-direct imaging, digital printing dan digital publishing.
Hal yang digambarkan di atas merupakan gambaran umum yang terjadi pada dunia prepress. Bagaimana dengan dunia press dan postpress? Sama seperti dunia pracetak, komputer dan teknologi digital juga telah masuk ke dunia press dan postpress. Saat ini telah dikenal suatu standar yang melakukan suatu koordinasi antara dunia prepress, press dan postpress -- CIP3 - C1P4. Perkembangan yang sekarang perlu dicermati adalah computer to plate [CTP] dan computer to print, digital printing lamnnya yang banyak memberikan warna dalam perkembangan teknologi.
Gambaran umum tersebut di atas memperlihatkan bagaimana teknologi berfungsi seperti pedang yang bersisi dua dan dimana satu pihak mempermudah proses kerja akan tetapi juga menyebabkan pelaku grafika yang tidak siap untuk beradaptasi akan ditelan roda perkembangan teknologi.
Pada saat ini industri percetakan telah berkembang cukup pesat melalui usaha kecil, menengah dan besar, sedangkan dan teknologi yaitu sederhana, madya dan modern dengan berbagai jenis produk cetak. Dan data lama [1995] Departemen Perindustnian dan Perdagangan, pada saat ini ada 7250 percetakan ditambah sekitar 17.500 unit usaha rumah tangga atau mikro di Indonesia.
Data lain tahun 2001 menyebutkan terdapat 328 perusahaan yang berskala menengah dan besar dengan kapasitas 159.402 juta m2 , ekspor sebesar 152,99 ton sedangkan impor 8,08 juta ton. Industri percetakan/grafika mempunyai utilitas sebesar 65 %. Penyebaran lokasi industri percetakan terdapat di seluruh wilayah Indonesia yaitu Sumatera 16 % , Jawa 77 % , Kalimantan 2 %, Bali dan kawasan Timur indonesia sekitar 5 % .
Perkembangan teknologi digital publishing akan mendorong perubahan tuntutan pasar dengan memperlihatkan segala sesuatu yang dimungkinkan secara teknologi. Suatu contoh buku dalam ukuran efisiensi tidak lagi dituntut harus dicetak 2000 exemplar, tetapi dengan digital publishing dapat dicetak 10 exemplar. Berbicara mengenai pasar, maka persaingan yang demikian ketat dewasa ini menuntut daya saing yang kuat. Tuntutan pasar akan mendorong dan menciptakan inovasi baru dengan cara menciptakan produk clan aplikasi baru yang menggunakan teknologi yang ada maupun yang baru.
Pengembangan produk yang ada maupun produk baru dalam dunia grafika menjadi penting artinya. Produk tersebut dapat pula berbentuk produk jasa. Penciptaan produk-produk baru tersebut membutuhkan suatu proses penelitian dan pengembangan yang cukup teruji yang memungkinkan bahwa produk barus tersebut akan layak dipasarkan. strategi diferensiasi produk akan berperan dalam kondisi seperti ini.
Para pelaku pada industri grafika secara umum di kota-kota besar dapat dikatakan cukup dan mampu mengikuti perkembangan teknologi yang berlangsung. hat ini dapat dilihat dan banyaknya peserta dan Indonesia jika ada pameran0. yang dilaksanakan baik didalam negeri seperti FGD Expo 2005 yang baru lalu atau di luar negeri seperti Drupa, China Print dsb.