ARTIKEL

Kamis, 20 Maret 2008

Menyingkap Kesejajaran Fisika Modern dan Mistisisme Timur

Ketika kita membaca judul diatas kita membayangkan sesuatu yang sangat kontras diantara keduanya dan keinginan penulis untuk mensejajarkan daya pikir kedua pandangan tersebut. Capra sebenarnya ingin menyatakan bahwa dunia dapat dilihat dari dua sudut pandang yang organik maupun yang mekanistik. Menurutnya pandangan organistik diajukan oleh para Mistikus Timur dan pandangan mekanistik diajukan oleh ilmuwan barat. Pandangan ilmuwan barat itu sangat dipengaruhi oleh suksesnya mekanika klasik Newton.
Pandangan ini sepertinya bertolak belakang, namun senyatanya kedua pandangan itu sangat dibutuhkan oleh kita sehari-hari. Capra menjelaskan adanya kesejajaran antara pandangan kuantum dan pandangan mistikus tentang realitas. Menurutnya ada sejumlah karakteristik realitas yang sama-sama diidentifikasi oleh keduanya : Fisika baru dan mistisisme lama. Pertama, adalah mengenai kesatuan semua benda. Kedua, adalah tentang ketidakduaan realitas. Ketiga, mengenai kesetaraan antara ruang dan waktu. Keempat adalah fundamentalnya perubahan didalam alam dunia. Kelima adanya kehampaan yang penuh. Keenam adalah mengenai tarian semesta antara hidup dan mati. Ketujuh, adalah tentang adanya pola pada semua perubahan dan yang kesembilan adalah interpenetrasi.
FISIKA MODERN, telah membawa pengaruh mendalam pada hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Bidang ini menjadi dasar bagi ilmu alam, sedangkan perpaduan antara ilmu alam dan ilmu rekayasa telah mengubah kondisi kehidupan di muka bumi ini secara mendasar, baik menguntungkan maupun merugikan. Kita melihat bagaimana dua landasan Fisika abad ke-20 Teori Kuantum dan Teori Relativitas, keduanya memaksa kita untuk melihat dunia dalam cara yang amat serupa seperti orang Hindu, Buddhis, atau Taois melihatnya. Dan bagaimana kesamaan ini semakin jelas manakala kita memperhatikan upaya-upaya terkini untuk menggabungkan kedua teori ini dalam rangka menjelaskan fenomena dunia submikroskopik (sifat dan interaksi partikel subatomik).
MISTISISME TIMUR, yang dimaksud disini adalah filsafat religius Hinduisme, Buddhisme, dan Taoisme. Meskipun ini terdiri dari berbagai macam disiplin spritual dan sistem filosofis yang saling jalin dengan rumit, ciri-ciri dasar dari pandangan dunia mereka sama. Tradisi mistis terdapat dalam seluruh agama, dan unsur-unsur mistis dapat dijumpai dalam banyak aliran filsafat barat. Kesejajaran-kesejajaran dengan fisika modern tidak hanya tampak dalam kitab Weda Hindu, dalam I Ching atau dalam sutra Budhis, namun juga dalam fragmen Heracleitos, tasawuf Ibnu Arabi atau dalam ajaran mistikus Yaqui, Don Juan.
Meskipun berbagai tradisi mistisisme berbeda dalam banyak hal, semuanya menekankan kesatuan dasar alam semesta yang merupakan ciri khas pentingnya ajara-ajaran. Tujuan tertinggi adalah menyadari kesatuan dan kesalinghubungan segala sesuatu, melampaui gagasan tentang diri individual yang terisolir dan mengidentifikasikan diri sebagai realitas tertinggi. Munculnya kesadaran ini dikenal sebagai “Pencerahan”. Bukan hanya tindakan intelektual namun merupakan pengalaman yang melibatkan totalitas diri seseorang dan pada hakikatnya bersifat religius. Karena alasan ini sebagian besar filsafat timur pada prinsipnya merupakan filsafat religius.
Dalam pandangan Timur, pemisahan alam menjadi obyek-obyek terpisah itu tak mendasar, dan setiap obyek semacam itu memiliki karakter mengalir dan senantiasa berubah. Karena itu pandangan dunia timur secara intrinsik bersifat dinamis serta memiliki waktu dan perubahan sebagai ciri pentingnya. Alam semesta dipandang sebagai satu realitas tak terpisahkan. Selamanya dalam gerak, hidup,organik, spiritual dan material pada saat yang sama. Dalam pandangan timur keilahian bukan seperti penguasa yang mengatur dunia dari atas, namun sebagai prinsip yang mengendalikan segala sesuatu dari dalam.
Mistisisme Timur, didasarkan pada wawasan langsung menuju hakikat realitas dan fisika didasarkan pada pengamatan fenomena alam dalam berbagai eksperimen ilmiah. Dalam kedua bidang tersebut, pengamatan kemudian diinterpretasikan dan interpretasi itu seringkali dikomunikasikan melalui kata-kata. Karena kata-kata selalu merupakan suatu peta pendekatan abstrak terhadap realitas, interpretasi verbal dari suatu eksperimen ilmiah atau wawasan mistis memang niscaya tidak akurat dan tidak lengkap.
Dalam Fisika, interpretasi atau eksperimen disebut model atau teori, dan kesadaran bahwa semua model dan teori itu hanyalah hampiran (aproksimasi) merupakan hal yang mendasar dalam riset ilmiah modern. Maka, seperti kata Einstein dalam aforismenya “selama hukum matematika mengacu pada realitas, hukum-hukum itu tak pasti dan selama hukum matematika itu pasti, hukum-hukum itu tidak mengacu pada realitas” . Para Fisikawan mengetahui bahwa metode analisis dan penalaran logis mereka tak akan pernah bisa menjelaskan seluruh fenomena alam secara sekaligus.
Kapan pun para mistikus Timur mengekpresikan pengetahuan mereka dalam kata-kata dengan bantuan mitos, simbol, gambaran puitis maupun pernyataan paradoks. Mereka semua sama-sama menyadari keterbatasan yang disebabkan bahasa dan pemikiran “linier”. Fisika mulai mengambil sikap yang persis sama terkait berbagai model dan teori verbalnya. Seluruh model dan teori itu juga hanya merupakan hampiran dan sesuatu yang tidak akurat. Itu semua adalah pasangan bagi mitos, simbol dan gambaran puitis timur dan pada tingkat inilah kesejajaran kedua pandangan terlihat.
Berbagai temuan fisika modern telah meniscayakan sejumlah perubahan mendalam terhadap konsep seperti ruang, waktu, materi objek, sebab akibat, dan lain-lain. Dan karena konsep ini begitu mendasar terhadap cara berpikir kita mengalami realitas, tak mengherankan bahwa para fisikawan yang terpaksa mengubahnya merasakan semacam kegoncangan. Dari sejumlah perubahan ini muncullah pandangan dunia baru yang berbeda secara radikal, yang masih dalam proses pembentukan melalui riset ilmiah hingga saat ini.
Maka tampaknya para mistikus timur dan fisikawan Barat telah melalui berbagai pengalaman revolusioner yang serupa, yang mengantar mereka pada cara-cara yang baru sama sekali dalam melihat realitas. Fisikawan Eropa Niels Bohr mengekpresikan dengan kata-kata : “Perluasan pengalaman kita secara besar-besaran dalam beberapa tahun belakangan ini telah mengungkapkan kelemahan konsepsi-konsepsi mekanis kita yang sederhana dan akibatnya telah menggocangkan landasan tempat interpretasi atas observasi biasa diletakkan”. Dan Mistikus India Sri Aurobindo, juga berkata : Segala sesuatu berubah sifat dan penampakkannya. Seluruh pengalaman seseorang atas dunia menjadi sangat berbeda... Terbentang jalan baru sangat dalam dan luas untuk mengalami, melihat, mengetahui dan bersentuhan dengan segala sesuatu.
Sehingga mendukung ekspresi dari ilmuwan itu muncul dalam fisika modern, Alam semesta dialami sebagai satu kesatuan tak terpisahkan, dinamis selalu menyertakan pengamat secara mendasar. Dalam pengalaman ini, konsep tradisional ruang dan waktu, objek terisolir, serta sebab akibat, kehilangan maknanya. Pengalaman semacam ini amat serupa dengan pengalaman para mistikus timur. Keserupaanya tampak dalam teori kuantum dan teori relativitas dan bahkan semakin jelas dalam model “kuantum relativistik” fisika subatomik dimana kedua teori ini bergabung menghasilkan kesejajaran yang paling mencolok dengan mistisme timur.
Dalam upaya memahami misteri kehidupan manusia mengikuti banyak pendekatan berbeda. Diantaranya ada jalan ilmuwan dan mistikus, namun masih ada banyak lagi jalan penyair, kanak-kanak, dukun, badut sekedar menyebut beberapa pandangan. Jalan-jalan ini telah menghasilkan berbagai deskripsi yang berbeda tentang dunia ini, baik secara verbal maupun non verbal, menekankan aspek-aspek yang berbeda.
Pandangan dunia mekanistik fisika klasik bermanfaat untuk deskripsi fenomena fisis yang kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari dan karenanya sesuai untuk berhadapan dengan lingkungan kita sehari-hari, dan pandangan dunia ini juga terbukti sangat berhasil sebagai landasan teknologi. Namun, pandangan ini tak memadai lagi untuk deskripsi fenomena fisis dalam dunia submikroskopik. Berkebalikan dengan konsepsi mekanistik tentang dunia, adalah pandangan para mistikus yang boleh diringkas dengan sebuah kata ‘organik’, karena pandangan ini menganggap seluruh fenomena dialam semesta sebagai bagian-bagian integral dari keseluruhan keselarasan yang tak terpisahkan. Pandangan dunia ini muncul dalam tradisi-tradisi mistis dari keadaan kesadaran meditatif.
Dalam deskripsi mereka tentang dunia, para mistikus menggunakan konsep-konsep yang diperoleh dari berbagai pengalaman tak biasa ini, dan secara umum, tak sesuai untuk deskripsi ilmiah atas fenomena makroskopik. Pandangan dunia organik ini, tak bisa digunakan untuk membangun mesin-mesin, maupun untuk mengatasi berbagai persoalan teknis dalam dunia yang sudah kelebihan penduduk ini.
Dalam pandangan mistikus timur pengetahuan pendekatan “relatif” tidak membuat mereka tertarik. Mereka lebih memperhatikan pengetahuan “mutlak” yang melibatkan sebuah pemahaman atas totalitas kehidupan. Karena menyadari kesalinghubungan esensial dari semesta. Mereka menyadari-memahami bahwa untuk menjelaskan sesuatu berarti, pada akhirnya untuk menunjukkan bagaimana ia terhubung dengan sesuatu yang lain. Membebaskan pikiran manusia dari kata-kata dan penjelasan-penjelasan adalah salah satu tujuan dari Mistisisme Timur. Sehingga memperluas gagasan jaringan yang saling terhubung kedalam dunia nalar. Selama kita berupaya untuk menjelaskan segala sesuatu, kita terikat oleh karma (terperangkap oleh jaring konseptual kita sendiri). Melampaui kata-kata dan penjelasan berarti menghancurkan ikatan karma dan memperoleh pembebasan.

Tidak ada komentar: