ARTIKEL

Kamis, 20 Maret 2008

IKLAN KREATIF:

Hampir 4 bulan masyarakat Jogja, telah melewati suatu peristiwa 59 detik yang tidak terlupakan selama hidup (Gempa Bumi). Berhari-hari menjadi bahan pembicaraan hingga kegiatan rutin seperti telah terlupakan dengan adanya peristiwa itu. 59 detik adalah suatu jumlah waktu yang singkat dibandingkan bila kita merokok satu batang? Berapa waktu yang dapat kita habiskan, mungkin lebih dari 10 menit atau 600 detik. Tetapi daya getarnya dapat menghasilkan suatu ruang diotak kita yang akan diingat selamanya.
Bagi sebuah iklan (sama sekali tidak bermaksud menyamakan dengan kekuatan yang dimiliki Allah SWT Yang Maha Kholiq), 59 detik (tepatnya 60 detik)adalah suatu durasi iklan audio maupun audio visual yang terformat bagi mereka, 59 detik pesan iklan akan bergerak menuju alam memori target pasarnya secara singkat. Tetapi, daya promosi yang dihasilkan memasuki ruang-ruang memori target pasarnya, menciptakan iklan bertahan lama di ruang memori target audience.
Iklan merupakan media komunikasi visual paling populer saat ini dan menjadi media pemasaran paling potensial bagi sebuah produk dan jasa. Kata iklan memang relatif sama maknanya dengan reklame yang berasal dari bahasa Latin, re clamo. Re adalah berulang-ulang sedangkan clamo berarti berseru. Iklan sendiri berasal dalam bahasa Inggris, advertisement, sehingga di Indonesia sangat popular istilah advertising atau periklanan. Kata reklame yang selama ini dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah berasal dari kata reclame/advertantie (Belanda), Werbung (Jerman), Re-Clamare (Prancis), I’an (Arab) dan iklan (Indonesia). Iklan merupakan suatu bentuk pesan penawaran yang dirancang sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan memotivasi konsumen agar mau menerima suatu produk atau pesan yang disampaikan. Selain itu pula dapat menggugah kesadaran serta partisipasi masyarakat terhadap suatu ide tertentu guna mengharapkan kesertaannya. Dengan demikian iklan memang merupakan sesuatu yang sengaja diciptakan baik untuk tujuan komersil ataupun sosial/PSA (public service advertisement).
Beberapa definisi iklan, antara lain : Iklan merupakan kekuatan yang menarik yang ditujukan kepada kelompok pembeli tertentu dan dilakukan oleh produsen atau penjual agar mempengaruhi penjualan barang untuk mendapatkan keuntungan tertentu, Iklan adalah tindakan-tindakan yang ditujukan untuk menarik perhatian umum atas suatu jenis barang atau jasa dengan cara membangkitkan keinginan calon pembeli untuk memiliki barang atau memakai jasa tersebut. Bahkan yang lebih tepat lagi adalah Iklan adalah penyampaian pesan lewat media-media secara sugestif untuk mengubah, menggerakkan tingkah laku atau minat masyarakat untuk melakukan sesuatu yang bersifat positif.
Iklan salah satu bagian terpenting untuk membangun-menciptakan merek. Kreativitas menjadi kredo bagi setiap penciptaan iklan yang baik, tetapi kreativitas bukan satu - satunya yang dikejar pengiklan, diperlukan panduan antara strategi pemasaran dan kreativitas pengiklannya. Ada empat hal yang membuat merek menjadi tangguh : diferensiansi, relevansi, esteem dan pengetahuan (knowledge). Melalui iklan, kepribadian merek dapat dibentuk dan menjadi jaminan kualitas bagi konsumen untuk membeli merek tersebut.
Dalam periklanan, pesan yang dapat membangun emosional menjadi lebih penting daripada kegiatan fungsional dari sebuah Produk atau jasa yang diiklankan, dan mengkomunikasi periklanan bukan sekedar persuasi tetapi merupakan landasan bagi upaya pemasaran pada pelanggan. Dimana initeraksifitas elemen kritis dan filosofi periklanan perlu diperhatikan.
Iklan dapat dibuat sekreatif mungkin, namun eksistensinya baru diakui ketika para pengarah pengusaha, manajer usaha dan pembina usaha periklanan, mampu memperjuangkan gagasan kreatif itu dihadapan klien. Selain itu dibutuhkan juga keterbukaan dari para klien untuk mengapresiasikan kreativitas, Dan tidak kalah penting, keterbukaan media mengakomodasi gagasan- gagasan kreatif itu dengan jalan menyediakan ruang dan waktu bagi pemunculan iklan tersebut. Tetapi bahasa kreatif tetap menjadi suatu modal dalam mengemas suatu iklan. Jadi kreatif itu seperti apa?
Membuat kampanye iklan bukanlah suatu perkara yang mudah. Diperlukan suatu disiplin tersendiri untuk membuat kampanye iklan bermanfaat untuk membangun merek dan mendorong penjualan yang diiklankan tentunya. Membuat iklan yang membosankan, norak dan tidak menarik hanya menghambur-hamburkan anggaran. Bahkan bila iklan harus diputar berulang-ulang karena ada kaidah frekuensi penayangan yang mengikuti suatu iklan agar khalayak sasaran memperhatikan iklan yang kita buat, iklan yang tidak kreatif , jelas, sangat membuang dana. Sebaliknya iklan yang kreatif, unik dan relevan tak perlu dipasang begitu sering karena khalayak sasaran yang tertarik dengan cepat akan mengingatnya.
Bagaimana suatu iklan yang berdurasi 59 detik dapat kreatif, jawabannya ada pada pekerja kreatif dengan bekerja secara serious. Karena penanganan kreativitas harus SERIOUS, kreativitas adalah layaknya sebuah jantung iklan. SERIOUS disini diartikan : (1) Single message, Pesan tidak boleh bertele-tele, harus tunggal dan fokus, sehingga khalayak dapat memahaminya dengan utuh. (2) Entertaining, Iklan hendaknya menghibur atau memiliki kandungan humor, karena khalayak sasaran terlalu lelah dengan pesan-pesan yang begitu banyak dan harus mereka cerna. (3) Relevant, apapun konsep kreatif yang digunakan hal itu hendaknya relevan dengan merek atau produk yang diiklankan. Kreativitas semata tak ada artinya tanpa relevansi dengan merek atau produk yang ditawarkan. (4) Idea, Ide merupakan jantung dari suatu kampanye periklanan. Tanpa Ide, iklan sama saja bagaikan badan tanpa jiwa. Tanpa ide, sebuah kampanye periklanan hanya terlihat bagaikan bintang jatuh Tak banyak yang secara khusus memperhatikannya. (5) Original, Tidak ikut-ikutan. Keaslian akan melahirkan kesegaran dalam menerima pesan-pesan iklan. Kesegaran akan membuat khalayak tertarik untuk memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan iklan. Menjadi plagiat (meniru) merupakan hal yang sangat tabu bagi seorang pekerja kreatif. (6) Unexpected. Tampilan awal iklan harus melahirkan kejutan yang tak terduga, sehingga mampu menciptakan suatu stopping power. Hal-hal yang tidak umum, unordinary, akan membuat khalayak menaruh perhatian. Sehingga muncul emosi atau feeling yang merupakan akar yang dalam banyak hal mempengaruhi segala perilaku, sebab perasaan terkait dengan emosi. Emosi sangat mempengaruhi pemikiran seseorang, emosi membentuk dan mempengaruhi penilaian dan emosi membentuk perilaku. Oleh sebab itu kita harus menaruh perhatian penting terhadap emosi ini. (7) Sells, Iklan dibuat untuk membantu penjualan.
Walaupun dalam proses kreatif, pekerja kreatif harus melampaui beberapa tahap sampai dia menemukan suatu ide yang fantastis. Pekerja kreatif yang berhasil mencapai ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, hal atau produk baru, sesudah melewati beberapa tahap yang biasa dialami untuk menemukan ide kreatif :
Tahap persiapan (Preparation) : meletakkan dasar, mempelajari latar belakang perkara, seluk beluk dan problematiknya.
Tahap Konsentrasi (Concentration) : sepenuhnya memikirkan, masuk luluh terserap dalam masalah yang dihadapi.
Tahap Inkubasi (Incubation) : mengambil waktu untuk meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Mencari kegiatan-kegiatan yang melepaskan diri dari kesibukan pikiran mengenai perkara yang sedang dihadapi.
Tahap Iluminasi (Illumination) : adalah tahap mendapatkan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru.
Tahap Verifikasi/Produksi (Verification/Production) : menghadapi dan memecahkan masalah-masalah praktis sehubungan dengan perwujudan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja, jawaban baru. Seperti menghubungi, meyakinkan dan mengajak orang, menyusun rencana kerja dan melaksanakannya.
Bahkan ditambahkan pula oleh Max Sutherland Creative director NFO Marketmind (Perusahaan Pemaasaran Amerika) Lima cara agar pesan iklan yang disampaikan tidak menimbulkan kekesalan atau tampak membosankan bagi para target audience, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi respons mereka pada iklan itu secara keseluruhan.
· Tidak membuat penonjolan secara berlebihan
· Mengemas informasi itu sebagai hiburan
· Membuat audience merasa memiliki peran, bukan sekedar memosisikan mereka sebagai penonton.
Yang terpenting, semua komunikasi mampu menggerakan pemicu memori. Dalam ingatan kita, citra atau konsep lama terpicu oleh sesuatu dalam iklan. Kita mengakui adanya persamaan dalam berbagai hal. Dalam proses tersebut, sesuatu yang baru mungkin diperkenalkan dan kita diperlihatkan bagaimana caranya menghubungkan dengan yang lama. Ketika sesuatu diposisikan sebagai hal baru maka fokus proses mental kita akan mengevaluasi apakah hal tersebut benar-benar baru? Dan apakah itu berhubungan dengan pengalaman, pengetahuan dan kepercayaan yang telah kita miliki. Tetapi, betapa pun kreatifnya sebuah iklan tak akan ada artinya jika tak membantu merek dan mendorong penjualan. Walaupun pada kemyataannya kekuatan sebuah iklan dibatasi oleh sesuatu yang praktis dan absolut, termasuk :
Kenyataan bahwa konsumen memilih sendiri apa yang mereka sukai,
Iklan kompetitif
Uang, pembatasan anggaran,
Realita Ekonomi,
Resistensi terhadap perubahan,
Kebutuhan konsistensi kognitif (pengetahuan),
Kenyataan bahwa iklan biasanya memiliki pengaruh lemah dibanding apa yang telah kita ketahui atau apa yang telah ada dalam pikiran kita.
Meski demikian, sebenarnya tidak ada satu pun bataan yang absolut. Karena itu, masing-masing aspek memberikan kontribusi dalam mempengaruhi sehingga iklan itu kurang mengena di hati konsumen. Konsep seperti ini mungkin juga tidak akan bisa mengubah keyakinan mereka yang percaya bahwa iklan memiliki kekuatan manipulatif, karena iklan merupakan salah satu media yang bisa mengubah rasa sesorang dari benci menjadi suka, atau sebaliknya. Namun, realitanya adalah kekuatan dan nilai mistik iklan itu sendiri dan orang-orang yang terlibat para pekerja kreatif.
Didalam sebuah institusi pendidikan periklanan, dimana bibit-bibit pekerja kreatif akan dihasilkan. Kesadaran mengenai sebuah konsep iklan yang benar harus disadarkan sejak semester kesatu. Kreativitas merupakan kata kunci yang penting, maka harus dipastikan didalam sebuah institusi pendidikan periklanan, kreativitas diharapkan mengalir dengan memberikan kebebasan : Freedom for Fear, Talenta yang baik akan membeku karena takut. Manajemen intimidasi tidak memperoleh tempat dalam pendidikan periklanan yang memerlukan kreativitas sebagai jantungnya, Freedom to fail, Secara alamiah talenta kreatif akan mengembara ke daerah-daerah yang menakutkan bagi pemikiran kovensional. Karena tak ada jaminan pengembaraan semacam ini akan sukses, sang pengembara kreatif harus diberikan kebebasan untuk membuat kesalahan agar talenta kreatif terus berkeinginan memburu kemungkinan kreatif yang terbaik. Freedom for chaos, Diperlukan suatu disiplin yang jernih sehingga talenta kreatif sadar bahwa ruang kreatif tetap ada sebuah alur dan batasannya dalam sebuah konsep maupun perilaku (etika iklan). Freedom to be, didalam sebuah institusi pendidikan periklanan, diperlihatkan jenjang karier dalam skema organisasi atau usaha iklan, arah mana yang akan ia sukai sebagai sebuah karier pekerja kreatif iklan.
Paling tidak mereka mengerti bagaimana membuat suatu iklan yang baik seperti yang diharapkan, Iklan yang baik adalah iklan yang mencapai banyak orang dan menarik perhatian sehingga menimbulkan Brand Awareness pada konsumen dan dapat mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli atau memakai produk tersebut. Adapun kriteria yang yang harus dipenuhi untuk membuat iklan yang baik dan berhasil adalah : Jelas, Jika iklan disampaikan dengan cara yang tidak jelas maka konsumen tidak akan mengerti. Dapat dipercaya, Iklan yang disampaikan tidak terlalu membesar-besarkan, disampaikan sesuai kenyataan yang ada. Sederhana, Jika pesan yang disampaikan terlalu rumit (complicated) maka konsumen tidak akan mudah mengerti. Jujur, Iklan yang disampaikan harus jujur, tidak bohong. Pernyataan yang disampaikan didukung oleh bukti nyata, formula, kandungan dan kualitas produk. Menarik, Jika iklan yang disampaikan tidak menarik, maka konsumen tidak akan menaruh perhatian. Persuasif, Jika semua kriteria di atas telah dipenuhi maka kita harus meyakinkan bahwa iklan yang kita buat mempunyai sifat persuasif yang dapat mendorong konsumen melakukan tindakan pembelian.
Semoga para mahasiswa yang memilih jalur di bidang kreatif periklanan dapat memberikan sumbangsih pesan-pesan yang dapat menjadi hiburan dalam keadaan negara kita yang terus berkembang, sekaligus mendongkrak laju perekonomian dengan membuat pesan-pesan komersial yang menghibur dan menjual pada produk buatan dalam negeri sehingga masyarakat lebih cinta akan produk dalam negeri, dan selanjutnya membeli.

Tidak ada komentar: