ARTIKEL

Minggu, 03 Agustus 2008

Bikin bodycopy yang asikk

Waah… sebenernya, ini bagian yang paling gampang dari copywriting! Hehe… bener. Soalnya yang diperlukan di bagian ini hanyalah kemampuan untuk crafting, crafting, dan crafting aja! Once you know the ‘rule’, you can do it! So di sini saya mungkin hanya akan ‘share that rule’ aja yach!Bodycopy atau juga disebut naskah iklan itu sendiri, sebenarnya merupakan penjabaran dari apa pun yang kita tulis di judul. Sehingga, kalimat pertama dari bodycopy haruslah mampu menjadi kalimat penyambung antara judul dengan isi iklan. Setelah itu, barulah silahkan dengan leluasa menyampaikan apa yang hendak disampaikan. Setelah itu, tutup kalimat dengan ‘call to action’.. yaitu kalimat pembujuk agar pembaca mau melakukan sesuatu seperti yang kita inginkan, seperti:“Silahkan ke kantor cabang terdekat”“hubungi kami sekarang juga”“mulai perhatikan sekeliling anda”dll. dsb…Namun ingat, dalam menulis naskah iklan, ada satu ‘peraturan wajib’ yang tak dikenali dalam seni penulisan lainnya. Yakni, gunakan bahasa yang sesingkat-singkatnya. Kata yang sependek-pendeknya. Tetap singkat, padat, namun tetap dapat menyampaikan pesan yang dikehendaki. Jadi, setiap kali setelah anda menulis naskah, lakukanlah editing, editing, dan editing! Singkat, jelas, padat, ringkas, itulah cirri naskah iklan sejati. Hilangkan kata sambung, hilangkan kata imbuhan, hilangkan kata yang tak perlu. Semakin lama anda menjadi seorang copywriter, akan semakin biasa anda mengedit. Dan akhirnya.. sulit menulis seperti seorang pujangga! Haha…Contoh:Berhadiah gelas cantik untuk setiap pembelian sabun X, bisa di edit menjadi:Gratis gelas cantik tiap beli sabun X (lebih ringkas, tanpa mengurangi arti kan??)Please dech... kita semua nyadar, bahwa iklan bukan karya seni yang ditunggu-tunggu kemunculanya. Iklan oleh banyak orang adalah ‘garbage’, ‘salesman’ yang datang tanpa diundang… langsung nangkring di hadapan kita dan mulai ngoceh. Siapa juga yang mau mendengarkan ocehan seorang salesman?? Jadi, sebisa mungkin kita berkata singkat, namun jelas; serta tetap dapat menyampaikan pesan yang kita ingin sampaikan. Kalimat yang bertele-tele dan ‘ngga penting’ hanya akan membuat iklan kita ditinggalkan.. yang pada akhirnya mubazir lah itu semua dana iklan yang telah dibelanjakan… rugi khan??

Darimana Ide datang.........

Sungguh ini suatu pertanyaan sulit. Sesulit seperti menjawab pertanyaan: gimana sih cara mendapatkan ide? Wah. Mungkin jawabanya bisa panjang sekali, dan personal sekali. Tapi.. sungguh tak adakah cara untuk memberi 'clue' sedikiiit… saja darimana para creator iklan mendapatkan ide-ide mereka? Sungguh tak adakah cara untuk mempelajarinya?Begini, Karena iklan adalah materi komunikasi, yang mengkomunikasikan keunggulan/manfaat produk kepada konsumenya (target audience & target market), maka semestinya ide bisa digali dari kedua arah…1. Dari produkSemakin banyak kita tahu mengenai produk, baik itu konsep penciptaanya, konsep penamaanya, cara membuatnya, kelebihan kekuranganya, manfaatnya, dll. dsb., maka akan semakin mudah bagi kita untuk menemukan ide. Dari pengetahuan paling sederhana hingga paling unik dari feature produk. Kalau perlu, coba dulu produk itu, istilahnya… milikilah 'experience' dengan produk itu! Sehingga kita tahu manfaat apa yang paling signifikan yang bisa kita dapatkan. Dan bukankah untuk manfaat itu pula konsumen akan membelinya??2. Dari target marketSemakin baik kita bisa mengenali target, semakin besar kemungkinan kita bisa ‘berbicara’ dan ‘membujuk’ mereka. Kalau bisa, cobalah mendeskripsikan target secara spesifik, termasuk kepribadian, like and dislike, dream, fear, hobbies etc. Coba bayangkan kita menjadi seperti mereka: apakah yang akan mempengaruhi mereka untuk mau mencoba dan membeli produk? Apakah saja yang menjadi pertimbanganya? Bagaimana kondisi psikologi target ketika melihat materi komunikasi kita? Apa saja media habbitnya dan kapan, serta dalam keadaan bagaimana ia menerima pesan kita? Lantas, bagaimana cara paling efektif untuk menarik perhatian serta simpatinya?Seringkali, pengetahuan mengenai kondisi psikologi dan social target market bisa menuntun kita menemukan ide-ide yang outstanding, namun efektif. Ya.. memang belum tentu materi itu akan menang penghargaan, sebab 'creative award' seringkali hanya menilai ‘materi kreatif’-nya saja tanpa melihat bagaimana dan kapan materi itu ditayangkan.. sehingga mampu menimbulkan efek yang membahana seperti yang diinginkan.Sebagai contoh, sebuah iklan sederhana berupa undangan (baik kata-kata maupun look-nya persis seperti undangan) untuk menghadari sebuah private exbition di suatu hotel mewah di Jatim. Yang membuat heboh, iklan itu berukuran double spread, ditaruh di halaman 2 dan 3 dari sebuah Koran terkemuka di Indonesia timur. Sebagai akibatnya, iklan ini menggeser rubrik berita utama ke halaman belakang. Pembaca banyak yang protes dan mengatakan betapa sombong brand tsb. dan sejujurnya, memang itu impact yang ingin didapatkan! Brand itu ingin di perceive sebagai barang super mewah yang hanya mampu dimiliki oleh para penguasa, yang mampu menggeser berita utama!

Ide Yang Baik...
Seringkali dalam review kreatif internal, anggota tim kreatif merasa frustasi lantaran ide-nya tidak juga ‘gol-gol’ alias diterima oleh CD-nya. Apa kurang kreatif? Apa kurang gila? Atau apa? Seperti apa sih ide yang dianggap ‘baik’ itu? Nah, saya akan mencoba menjawabnya walaupun mungkin CD lain punya criteria yang lain pula Biasanya, ide yang baik akan memenuhi criteria-kriteria sbb.:1. simple2. unique3. memorable4. relevant5. campaignable6. original1. Simple: Makin simple ide yang kita punya, makin mudah melakukan penetrasi ke otak audience. Sebab iklan hanya memiliki beberapa setik untuk menyampaikan pesan, sehingga perlu penyederhanaan isi pesan. Semakin sederhana isi pesan, semakin kreatif cara kita menyampaikanya. Simplicity pada hakekatnya adalah ‘strategi’ komunikasi yang kita pilih untuk kita tonjolkan di atas segala kelebihan brand dibanding pesaingnya.2. Uniqueness biasanya juga disebut sebagai iklan dengan ide yang ‘out of the box’, different, break the rule dll. ya, tentunya. Di tengah segala gegap gempita informasi yang diterima masyarakat saat ini, maka perlu cara-cara yang unik untuk mendapat perhatian dari mereka. Ingat, iklan tidak saja bersaing dengan sesama iklan, namun juga dengan berita, gossip dan beragam informasi lain. Unik kadangkala juga dijadikan ungkapan untuk ide yang dianggap cukup ‘original’ dan fresh.3. Ide yang baik adalah ide yang memorable, ide yang akan diingat karena keunikanya. Baik unik secara materinya itu sendiri (konsep iklannya), penempatan (strategi media), maupun perpaduan diantara semua factor (seperti media ambient dll.). Faktor ‘memorable’ ini menjadi penting ketika budget yang dimiliki bisa dibilang ‘mepet’ atau terbatas. Biasanya, iklan-iklan PSA/ILM sangat membutuhkan ide-ide yang memorable, supaya sekali lihat saja orang sudah aware dengan pesan yang disampaikan.4. Ide yang baik adalah ide yang ‘gila’ namun tetap relevan dengan fitur produk atau benefit brand. Ide yang baik adalah ide yang ‘on strategy’, menonjolkan benefit utama yang ingin disampaikan, bukan ide yang hanya kelihatan kreatif tanpa isi. Mungkin saja iklan demikian ini diingat orang, dicintai pemirsa, jadi favorit, tapi kalau ia tak bisa menyampaikan benefit produk sesuai strategi yang telah disusun, maka ide itu bisa disebut ‘sampah’. Dalam hal ini lah saya setuju dengan Ogilvy, bahwa ide yang baik adalah ide yang ‘menjual’. Maksudnya, ya yang sesuai dengan strategi yang kita telah canangkan.5. Ide yang baik juga haruslah ide yang bisa di 'extend into thousand of ideas!' Ide yang harus memiliki ‘core’ kuat agar bisa dikembangkan menjadi beragam series of ad. Contoh terbaik untuk iklan demikian adalah seri iklan ABSOLUT Vodka. Sumber :Nunu ridwan. naskahiklan.blogspot.com/

Tidak ada komentar: