Teori iklan lama dari seorang psikolog John Watson yang disebut “Watsonian behaviorism”, diantaranya berbunyi:
Pada saat dilahirkan, pikiran manusia merupakan sebuah papan tulis yang kosong. Siapa saja yang paling banyak menggunakan kapur tulis untuk dituliskan pada papan tulis, dialah yang banyak membuat kesan
BAGAIMANA RASANYA TERSANDUNG
Pada pertengahan tahun 1977, Kentucky Fried Chicken (Ayam Goreng Kentucky) memutuskan memilih biro iklan Leo Burnett yang kenamaan. Sekitar Rp 16 milyar per tahun dihabiskan untuk iklan.
Lebih dari 2 tahun belakangan ini, kampanye iklan diganti dengan: “Hey, it’s a Kentucky) 6 bulan kemudian diganti dengan kata-kata: “Real Goodness” (Nyata Lezatnya).
BIROKRASI
Banyak pemasang iklan tak menyadari adanya peraturan yang dapat menggoyahkan program pemasarannya. Sebagian pemasang iklan membuat membuat pernyataan, bahwa produknya “yang terbaik” dan tidak membawa efek sampingan, tanpa mengetahui bahwa ia mengirimkan pada alamat yang keliru, yaitu pada sebuah nama yang mewakili P.O.M. (pemerintah).
MEMILIH BIRO IKLAN DAN TEMA
Memilih biro iklan yang ahli di bidangnya, bukanlah hal yang gampang. Agar tak terkecoh, hendaknya kita mengetahui bahwa tiap iklan dapat dipisahkan menjadi 4 bagian unsur:
1. Tema
2. Copy (atau “kontinuitas”)
3. Produksi
4. Penempatan pada media
KONSEP “KAMPANYE”
Didalam situasi tiap pasar, kita memiliki 3 macam “masyarakat” kepada siapa kita dapat menjual:
1. Pasar massa adalah pasar yang terdiri dari siapa saja. Koran ibukota merupakan semua media yang paling berorientasi pada massa, karena melintasi semua penghalang geografis pada suatu daerah pasar, demikian pula melintasi suku asli, pendapatan dan usia.
2. Pasar selektif adalah pasar yang terdiri dari lebih banyak calon pembeli ketimbang bukan pembeli. Secara umum, majalah lebih selektif daripada koran. Majalah wanita, kesehatan dan olah raga lebih selektif daripada majalah umum.
3. Pasar spekulatif adalah pasar yang mungkin memberi hasil dan mungkin tidak, karena tak seorang pun tahu berapa banyak pembeli. Misalnya: iklan produk untuk hadiah di Hari Natal yang dimuat dimajalah Trubus daripada di Pertiwi.
SLOGAN YANG BAIK
Kadang-kadang slogan yang samar-samar malahan mengena. Tetapi slogan yang paling baik, dipakai sebagai bagian dari kampanye raksasa yang berulang-ulang dikumandangkan. Penerimaan datang dengan pelan dan terjadi hanya pada saat slogan menjadi otomatis lewat ulangan.
KECENDRUNGAN
Makin banyak iklan jlimet dan jumlah pemasang iklan yang paling berpengatahuan tampaknya tidak komunikatif. Apakah ini kecendrungan yang tak bahagia. Apakah hal ini merefleksikan invasi ke dalam rangking pembawa komunikasi oleh calon-calon yang pendidikannya tak tepat.
ORANG TERKENAL
Pemasang iklan menampilkan orang kenamaan, Titik Puspa dan Mus Mua’lim untuk promosi kopi instant cap “Kenari”. Apakah mereka dapat dipercaya? Siapa peduli? Kita tahu mereka.
MEMPEROLEH PEKERJAAN PROFESIONAL RAMPUNG DENGAN MURAH ATAU GRATIS
Berikut ini komponen yang berhubungan dengan pekerjaan kreatif:
1. Penulisan copy (copywriting)
2. Tata letak (Layout)
3. Ilustrasi, seni atau photografi
4. Penyusunan huruf (typesetting)
5. Mencetak (printing)
6. Produksi lain, misalnya: penyiaran (radio)
PERASLAH BIRO IKLAN ATAU MEREKA AKAN MEMERAS ANDA
Kekuatan terbesar dari jasa media, ialah diantara pemasang iklan “consumer good” dan jasa yang memakai banyak siaran radio. Namun demikian, jasa media juga tumbuh kuat pada kampanye majalah dan koran nasional.
Banyak pemasang iklan berganti haluan dari membeli media menjadi jasa media, meninggalkan pekerjaan kreatif di dalam tangan biro iklan mereka. Dalam masalah seperti ini, pemasang iklan sering membayar biro biaya rata-rata.
PENEMPATAN IKLAN DI MEDIA
Ada beberapa peraturan umum untuk mencetak iklan pesanan per pos di media:
1. Halaman sebelah kanan lebih baik daripada halaman sebelah kiri. Mintalah, tapi jangan menuntut, penerbit akan menarik ongkos atas posisi tersebut.
2. Halaman depan majalah biasanya lebih baik, daripada halaman belakang. Sayangnya, bagi para penjual pesanan lewat pos ditempatkan di belakang.
3. Halaman luar lebih baik, daripada halaman di dalam, terutama bila ada kupon untuk iklan anda. Kupon hampir selalu menaikkan daya tarik yang cukup untuk melunasi tarif iklan kolom.
CARA MEMBELI WAKTU T.V.
Pertama-tama yang harus dikerjakan pada saat mempertimbangkan membeli waktu T.V., ialah mencari potongan harga. Sedangkan cara lain mencari potongan harga ialah lewat biro iklan. Hubungi 3 biro. Bicarakan bahwa anda akan memasang iklan di T.V. dan ingin tahu seberapa pengaruhnya terhadap stasiun setempat.
Berapa lamanya iklan?
Bila kita menerima kepercayaan yang ada umumnya diadakan oleh para ahli televisi, bahwa pemutaran yang efektif membuat point tunggal dan tidak menyerang keanekaragaman tema, maka mudah untuk menerima pemutaran 30 detik sebagai lamanya pemutaran yang optimal.
Umumnya para pemasang iklan kawakan mengoperasikan dengan banyak kali lama pemutaran. Untuk kampanye pertama waktunya 60 detik. Setelah satu atau 2 minggu beralih ke 30 detik. Kenyataannya pemirsa tidak menyadari adanya pengurangan waktu yang lebih pendek itu.
BAGAIMANA MEMBELI WAKTU RADIO
Tarif iklan radio pada jam 6-9 pagi dan antara pukul 4-7 sore lebih mahal, bila dibandingkan dengan pukul 7 dan 10 malam, karena sekitar jam 7-10 itu waktu puncak televisi. Banyak stasiun pemancar mempunyai pendengar lebih banyak di waktu tengah malam, ketimbang pukul 7-10 malam.
Terkecuali stasiun yang berorientasi pada remaja dan bertema musik rock. Stasiun tersebut mempunyai pendengar paling banyak pukul 8-10 malam, karena SMP dan SMA yang pulang sekitar jam 4-5 sore bersantai sampai waktu makan malam tiba. Sambil menggarap P.R., kaum muda memutar radio.
MENGAPA PEDAGANG ECERAN SELAMAT DI KORAN
Para pedagang eceran yang mundur dengan siaran radio dan mencoba-coba pada televisi dengan sporadis, merasa aman ada di koran. Mereka mempunyai 4 alasan logis untuk menjajakan di koran daerah atau setempat.
1. Sirkulasinya lebih cocok dengan daerah pemasaran daripada media lainnya.
2. Koran memberi semangat kepada iklan eceran dengan menawarkan tarif lebih rendah, daripada yang dibayar oleh para pemasang iklan nasional.
3. Biaya produksi rendah, karena pada umumnya koran menentukan tipe atau jenis dan bahkan menyiapkan pekerjaan seni dasar secara gratis bagi pemasang iklan setempat.
4. Pemasang iklan dapat memilih posisi di dalam koran, sehingga dapat meraih pembaca yang cenderung membeli, lewat penempatan di bagian berita utama, kolom wanita, olah raga, bisnis dan kolom kawula muda.
Bagaimana Membuat Halaman Kuning Membuahkan Hasil
Halaman Kuning adalah satu-satunya iklan media bagi banyak pedagang, karenanya dengan tetap menolak memahami pasar ini: tak ada riset atau penyelidikan atas efektivitas buat pedagang, secara otomatis memperbarui bilamana salesman pedagang menuntutnya dan tak ada ide apakah mengiklankan berlebih-lebihan atau sangat kurang.
HALAMAN KUNING SEBAGAI PASAR
Empat macam iklan yang dapat dibeli pada kebanyakan bagian Halaman Kuning:
1. Iklan dengan didaftar nama perusahaannya.
2. Iklan kolom tersedia.
3. Iklan peragaan tersedia.
4. Kelompok atau grup merk dagang bersama-sama dengan dealer dari cap atau merek.
MEMPRODUKSI IKLAN MAJALAH
Majalah jarang memberi bantuan produksi seperti koran. Majalah tak mau menyusun huruf, tidak mau membuat negatif, tak mau menyediakan servis seni atau paste-up ( = menempel gambar pada kertas untuk keperluan mendesain iklan majalah) dan akan “teriak” atau marah, bila iklan tidak cocok dengan garis besar produksi secara tepat.
BAHAYA IKLAN BISNIS TAK PROFESIONAL
Dulu, guru pelajaran iklan membicarakan tentang 3 tingkat proses pematangan untuk membuat iklan. Pertama: tingkat perintis. Kedua: tingkat bersaing. Ketiga: tingkat memiliki.
Ketaatan terhadap ketiga peraturan, harus menghilangkan bahaya tergelincirnya ke dalam paham tak profesional pada iklan bisnis:
1. Jangan memasang iklan yang tidak memberi alasan kepada pembaca untuk melaksanakan perdagangan dengan anda.
2. Jangan memuat iklan yang secara tipografis keliatan tak menarik.
3. Jangan merubah atau mengganti iklan setiap terbitan, terkecuali anda memasang serial atau serentetan iklan dengan format yang mirip.
CARA MEMAKAI SENJATA IKLAN GUNA MEMPEROLEH ULASAN EDITORIAL
Semua majalah, baik konsumen atau bisnis mempunyai hanya 2 jenis isi:
1. Majalah editorial yang ditujukan pada jenis jumlah pembaca yang khas.
2. Iklan yang diarahkan pada jenis jumlah pembaca tertentu.
PERSIAPAN LEMBAR NASKAH
Naskah untuk iklan yang dicetak atau dikirim per pos biasanya diketik dengan jarak satu setengah spasi, tidak bolak-balik. Jarak 2 spasi diantara bagian-bagian menunjukkan blok naskah baru dalam iklan.
SIAPA YANG MEMBUTUHKAN LOGO?
Teknik untuk menemukan fakta yang dapat dipergunakan adalah sederhana. Ikuti 3 langkah berikut:
1. Kumpulkan setiap fakta positif yang dapat dideret, apa saja yang diiklankan.
2. Liat daftar dan hilangkan bualan-bualan yang masuk dalam daftar fakta.
3. Pakai sisanya, yaitu fakta positif yang sudah diseleksi.
Apa perbedaan iklan yang baik dengan iklan yang buruk?
Tetapi bagi seseorang yang membaktikan dirinya pada penulisan iklan yang mengena dan menempatkan iklan di mana akan menarik, hanya ada satu definisi bagi iklan yang baik:
Iklan yang baik adalah iklan yang mencapai orang banyak yang dapat dan akan membeli apa yang harus dijual, dengan biaya serendah mungkin. Iklan yang memberi tekanan secara logis pada hal yang terpenting dan iklan tersebut bukanlah iklan yang cerdik untuk kepentingan kecerdikan.
SEPULUH CARA MELONGGARKAN ANGGARAN BELANJA IKLAN
PERTAMA. Gunakan iklan untuk lebih dari hanya iklan kolom.
KEDUA. Jika sesuatu berjalan lancar, teruskan saja.
KETIGA. Jangan menyajikan diri secara berlebihan.
KEEMPAT. Pakai kepustakaan produk “modular”.
KELIMA. Gunakan cetakan ulang artikel sebagai kepustakaan tambahan.
KEENAM. Menjelajahi alternatif yang tidak mahal untuk mendapatken petunjuk.
KETUJUH. Jangan “lekat pada buku” di luar bakat kreatif.
KEDELAPAN. Kerjakan sendiri.
KESEMBILAN. Mendapatkan seni, foto dan naskah yang paling banyak tersedia.
KESEPULUH. Bayar penjaja keliling tepat pada waktuya.
ARTIKEL
Senin, 05 Januari 2009
Minggu, 23 November 2008
MEMBUAT PERENCANAAN PERUBAHAN PERILAKU
Selama perubahan perencanaan; komunikator-komunikator dapat menggunakan hasil-hasil penelitian primer dan sekunder untuk memberikan segmentasi audiens-audiens sasaran; menyeleksi perilaku; merencanakan strategi; mengembangkan pesan; dan merancang sistem manajemen, distribusi, pemantauan serta evaluasi (Debus, 1988). Bab ini memusatkan diri pada pembahasan mengenai bagaimana komunikator menganalisis hubungan-hubungan antara lingkungan dengan perilaku-perilaku yang diharapkan serta bagaimana memasukkan hubungan-hubungan ini dalam pertimbangan sewaktu melakukan sewaktu melakukan pemilihan perilaku-perilaku sasaran, perencanaan strategi-strategi komunikasi dan pemilihan saluran-saluran komunikasi. Secara spesifik, bab ini menguraikan pendekatan perilaku dalam menyeleksi perilaku-perilaku sasaran yang paling masuk akal dapat diubah dan yang mempunyai dampak potensial paling besar pada masalah kesehatan dan bagaimana menyusun prioritas dari perilaku-perilaku ini; menjelaskan bagaimana mengembangkan strategi-strategi komunikasi yang bisa mengobati kelemahan keterampilan dan kinerja dengan cara mengajarkan serta mendukung pengembangan keterampilan dan menciptakan lingkungan pendukung yang bisa mempertahankan perilaku yang telah dipelajari; memilih saluran interpersonal, cetakan dan media massa yang terpadu supaya dapat berfungsi sebagi konsekuens dan juga anteseden bagi perilaku-perilaku sasaran.
Memilih Perilaku Sasaran
Pemilihan perilaku-perilaku sasaran merupakan salah satu dari keputusan rumit yang dibuat selama perencanaan. Pada umumnya, komunikator yang berupaya menyediakan informasi komprehensif tentang masalah kesehatan, memasukkan jenis perilaku dan pesan yang terlalu banyak dalam program-program mereka; hasilnya mempunyai sedikit dampak perubahan perilaku. Program-program komunikasi yang mampu meraih perubahan perilaku akan mengarah kepada beberapa perilaku yang bisa dilaksanakan (feasible) saja. Sebagai contoh, keberhasilan program imunisasi di Filipina, pesan-pesan komunikasi diarahkan secara eksklusif pada upaya memotivasi orang tua supaya menggunakan vaksinasi campak bila anak mereka telah berumur sembilan bulan. Imunisasi-imunisasi lain tidak disebutkan dalam pesan-pesan komunikasi yang ditujukan kepada audiens sasaran. Paling sedikit, petugas kesehatan diberitahu supaya menggunakan kesempatan ini untuk memberikan atau melengkapi dengan imunisasi-imunisasi lain selama mereka datang untuk mendapatkan imunisasi campak. Selama enam bulan berlangsungnya intervensi campak untuk seluruh penduduk di negeri itu, yang dilaksanakan pada tahun 1990, program imunisasi campak berhasil meningkatkan cakupan program untuk anak umur dua puluh tiga bulan dari 54% menjadi 68%. Cakupan imunisasi lengkap bagi anak-anak umur sembilan sampai sebelas bulan juga meningkat secara signifikan, dari 33% sampai lebih dari 56% (Seidel, 1992). Oleh karena itu, supaya berhasil mengubah perilaku, komunikator harus mengeliminasi mayoritas ”perilaku-perilaku ideal” dan memilih sekelompok perilaku ideal yang mudah dilaksanakan sebagai arah program komunikasi mereka.
Ada beberapa alasan mengapa komunikator sebaiknya menyusun sebuah daftar singkat perilaku-perilaku yang hendak dipromosikan. Pertama, perilaku-perilaku yang terkait dengan praktik-praktik kesehatan yang diinginkan sering terlalu banyak dan terlalu kompleks untuk diperkenalkan, diubah dan dipelihara semua dalam waktu yang sama. Kedua, beberapa perilaku tidak lebih mudah diubah daripada perilaku yang lain; beberapa perilaku tidak mudah untuk dijalankan oleh audiens sasaran, dan perilaku-perilaku yang lain tidak bersesuaian (incompatible) dengan norma sosial serta norma kultural. Ketiga, beberapa perilaku mempunyai dampak potensial yang lebih besar terhadap masalah kesehatan. Kadang-kadang program komunikasi mempromosikan perilaku-perilaku yang tidak menunjukkan hubungan yang jelas dengan masalah kesehatan tertentu. Contohnya, meskipun memasak air merupakan sebuah perilaku penting untuk mencegah diare, namun tindakan ini bukan merupakan langkah yang diperlukan untuk menangani dehidrasi. Tindakan memasak air mempunyai sedikit dampak terhadap hasil guna (efficacy) upaya dehidrasi, dan kerena mengorbankan banyak waktu dan tenaga yang diperlukan untuk memasak serta mendinginkan air, maka hal tersebut dapat menghalangi ibu menggunakan ORS.
Langkah-langkah dalam Memilih Perilaku
Langkah-langkah berikut ini membantu komunikator dalam memilih beberapa perilaku kunci untuk dijadikan sasaran dalam sebuah program komunikasi.
Langkah 1: Meninjau Hasil Penilaian. Proses perencanaan dimulai dengan sebuah upaya meninjau fakta atau data mengenai kepercayaan, pengetahuan dan praktik audiens sasaran yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Tinjauan ini akan membantu penyusun rencana memahami perilaku-perilaku yang telah ada dan konsekuensi-konsekuensi yang memelihara perilaku-perilaku tersebut, serta memutuskan perilaku mana yang benar-benar mudah diadopsi audiens sasaran.
Langkah 2: Meninjau Daftar Perilaku-perilaku ”Ideal”. Perilaku-perilaku ideal adalah langkah-langkah perilaku yang sesuai dengan ketentuan medik dan perlu dijalankan oleh audiens sasaran dengan tujuan untuk mencegah atau menangani masalah kesehatan. Selama tahap perencanaan, tim tersebut meninjau kembali daftar perilaku-perilaku ”ideal” yang mereka susun dan menambahkan beberapa langkah yang telah berhasil diidentifikasi selama tahap penilaian yaitu langkah-langkah yang diperlukan demi kinerja yang baik untuk memelihara praktik kesehatan tersebut. Sebagai contoh, dalam sebuah program vitamin A, para peneliti mungkin menemukan bahwa ibu-ibu telah menggunakan makanan yang kaya vitamin A dan jenis makanan tersebut tidak tertulis dalam daftar perilaku yang dibuat oleh tim tersebut.
Langkah 3: Memilih Perilaku Sasaran. Perilaku-perilaku sasaran adalah jumlah minimum langkah-langkah perilaku yang esensial untuk membuat praktik kesehatan menjadi efektif. Semua perilaku dan langkah-langkah perilaku yang tidak penting dan tidak mudah dikeluarkan terlebih dahulu dari daftar perilaku ideal, sehingga daftar tersebut hanya mengandung pokok-pokok yang dapat ditangani, yang akan dijadikan sasaran program komunikasi.
Seperti yang dilukiskan pada Gambar 1, pemilihan perilaku-perilaku sasaran merupakan sebuah proses eliminasi. Tim perencana memasukkan aproksimasi-aproksimasi yang ada dan mengeluarkan perilaku-perilaku yang tidak menunjukkan mempunyai dampak terhadap masalah kesehatan tertentu dan tidak mudah diadopsi audiens sasaran. Perilaku akhir sasaran dari program komunikasi akan merupakan hasil saringan ketat perilaku-perilaku ideal yang sesuai ketentuan medik yang ditetapkan pada tahap penilaian.
Memilih Perilaku Sasaran
Pemilihan perilaku-perilaku sasaran merupakan salah satu dari keputusan rumit yang dibuat selama perencanaan. Pada umumnya, komunikator yang berupaya menyediakan informasi komprehensif tentang masalah kesehatan, memasukkan jenis perilaku dan pesan yang terlalu banyak dalam program-program mereka; hasilnya mempunyai sedikit dampak perubahan perilaku. Program-program komunikasi yang mampu meraih perubahan perilaku akan mengarah kepada beberapa perilaku yang bisa dilaksanakan (feasible) saja. Sebagai contoh, keberhasilan program imunisasi di Filipina, pesan-pesan komunikasi diarahkan secara eksklusif pada upaya memotivasi orang tua supaya menggunakan vaksinasi campak bila anak mereka telah berumur sembilan bulan. Imunisasi-imunisasi lain tidak disebutkan dalam pesan-pesan komunikasi yang ditujukan kepada audiens sasaran. Paling sedikit, petugas kesehatan diberitahu supaya menggunakan kesempatan ini untuk memberikan atau melengkapi dengan imunisasi-imunisasi lain selama mereka datang untuk mendapatkan imunisasi campak. Selama enam bulan berlangsungnya intervensi campak untuk seluruh penduduk di negeri itu, yang dilaksanakan pada tahun 1990, program imunisasi campak berhasil meningkatkan cakupan program untuk anak umur dua puluh tiga bulan dari 54% menjadi 68%. Cakupan imunisasi lengkap bagi anak-anak umur sembilan sampai sebelas bulan juga meningkat secara signifikan, dari 33% sampai lebih dari 56% (Seidel, 1992). Oleh karena itu, supaya berhasil mengubah perilaku, komunikator harus mengeliminasi mayoritas ”perilaku-perilaku ideal” dan memilih sekelompok perilaku ideal yang mudah dilaksanakan sebagai arah program komunikasi mereka.
Ada beberapa alasan mengapa komunikator sebaiknya menyusun sebuah daftar singkat perilaku-perilaku yang hendak dipromosikan. Pertama, perilaku-perilaku yang terkait dengan praktik-praktik kesehatan yang diinginkan sering terlalu banyak dan terlalu kompleks untuk diperkenalkan, diubah dan dipelihara semua dalam waktu yang sama. Kedua, beberapa perilaku tidak lebih mudah diubah daripada perilaku yang lain; beberapa perilaku tidak mudah untuk dijalankan oleh audiens sasaran, dan perilaku-perilaku yang lain tidak bersesuaian (incompatible) dengan norma sosial serta norma kultural. Ketiga, beberapa perilaku mempunyai dampak potensial yang lebih besar terhadap masalah kesehatan. Kadang-kadang program komunikasi mempromosikan perilaku-perilaku yang tidak menunjukkan hubungan yang jelas dengan masalah kesehatan tertentu. Contohnya, meskipun memasak air merupakan sebuah perilaku penting untuk mencegah diare, namun tindakan ini bukan merupakan langkah yang diperlukan untuk menangani dehidrasi. Tindakan memasak air mempunyai sedikit dampak terhadap hasil guna (efficacy) upaya dehidrasi, dan kerena mengorbankan banyak waktu dan tenaga yang diperlukan untuk memasak serta mendinginkan air, maka hal tersebut dapat menghalangi ibu menggunakan ORS.
Langkah-langkah dalam Memilih Perilaku
Langkah-langkah berikut ini membantu komunikator dalam memilih beberapa perilaku kunci untuk dijadikan sasaran dalam sebuah program komunikasi.
Langkah 1: Meninjau Hasil Penilaian. Proses perencanaan dimulai dengan sebuah upaya meninjau fakta atau data mengenai kepercayaan, pengetahuan dan praktik audiens sasaran yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Tinjauan ini akan membantu penyusun rencana memahami perilaku-perilaku yang telah ada dan konsekuensi-konsekuensi yang memelihara perilaku-perilaku tersebut, serta memutuskan perilaku mana yang benar-benar mudah diadopsi audiens sasaran.
Langkah 2: Meninjau Daftar Perilaku-perilaku ”Ideal”. Perilaku-perilaku ideal adalah langkah-langkah perilaku yang sesuai dengan ketentuan medik dan perlu dijalankan oleh audiens sasaran dengan tujuan untuk mencegah atau menangani masalah kesehatan. Selama tahap perencanaan, tim tersebut meninjau kembali daftar perilaku-perilaku ”ideal” yang mereka susun dan menambahkan beberapa langkah yang telah berhasil diidentifikasi selama tahap penilaian yaitu langkah-langkah yang diperlukan demi kinerja yang baik untuk memelihara praktik kesehatan tersebut. Sebagai contoh, dalam sebuah program vitamin A, para peneliti mungkin menemukan bahwa ibu-ibu telah menggunakan makanan yang kaya vitamin A dan jenis makanan tersebut tidak tertulis dalam daftar perilaku yang dibuat oleh tim tersebut.
Langkah 3: Memilih Perilaku Sasaran. Perilaku-perilaku sasaran adalah jumlah minimum langkah-langkah perilaku yang esensial untuk membuat praktik kesehatan menjadi efektif. Semua perilaku dan langkah-langkah perilaku yang tidak penting dan tidak mudah dikeluarkan terlebih dahulu dari daftar perilaku ideal, sehingga daftar tersebut hanya mengandung pokok-pokok yang dapat ditangani, yang akan dijadikan sasaran program komunikasi.
Seperti yang dilukiskan pada Gambar 1, pemilihan perilaku-perilaku sasaran merupakan sebuah proses eliminasi. Tim perencana memasukkan aproksimasi-aproksimasi yang ada dan mengeluarkan perilaku-perilaku yang tidak menunjukkan mempunyai dampak terhadap masalah kesehatan tertentu dan tidak mudah diadopsi audiens sasaran. Perilaku akhir sasaran dari program komunikasi akan merupakan hasil saringan ketat perilaku-perilaku ideal yang sesuai ketentuan medik yang ditetapkan pada tahap penilaian.
Label:
perencanaan komunikasi,
perilaku
Senin, 18 Agustus 2008
Brainstorming
Brainstorming butuh novelty, butuh sesuatu yang fresh. Ketika kita melakukan brainstorming, maka kita secara aktif menggunakan salah satu sisi dari otak kita, menggunakan cara berfikir ‘divergen’ yang imajinatif, playful dan fun. Oleh karena itu, sebaiknya kita mengistirahatkan bagian otak kita yang lain, yang berfikir dengan cara ‘konvergen’ yang analitis dan menghakimi. Kenapa? Karena keduanya takkan pernah bisa berjalan secara bersamaan!
Dalam brainstorming yang benar, ada komitmen yang harus dipenuhi:
1. “NO NEGATIVE” : Artinya, setiap anggota yang terlibat dalam brainstorming itu tak boleh berkata dan atau berfikir negative tentang ide – sebodoh apa pun – yang dilemparkan di forum. Ngga ada kata-kata mencela, mengkritik, menjatuhkan. Semua yang angkat bicara harus mencoba untuk mengembangkan ide yang dilemparkan. 2. “NO BAD IDEA”: tahukah anda, penemuan-penemuan besar di dunia ini dimulai dari ide yang kelihatanya sangat bodoh? Ingat, the most original thing on earth was ugly. Contohnya ya.. kita semua ini waktu baru lahir… original and ugly.. (coba deh tanya nyokap..;)
3. “NO RULE”: bersikap bebaslah ketika melakukanya, sebab anda tak akan dihakimi, tak boleh dibatasi, tak bisa dikekang. Dalam brainstorming yang sesungguhnya, kita bebas menjada apa dan siapapun. Inilah yang memungkinkan terlemparnya the most craziest idea ever!
Dalam brainstorming yang benar, ada komitmen yang harus dipenuhi:
1. “NO NEGATIVE” : Artinya, setiap anggota yang terlibat dalam brainstorming itu tak boleh berkata dan atau berfikir negative tentang ide – sebodoh apa pun – yang dilemparkan di forum. Ngga ada kata-kata mencela, mengkritik, menjatuhkan. Semua yang angkat bicara harus mencoba untuk mengembangkan ide yang dilemparkan. 2. “NO BAD IDEA”: tahukah anda, penemuan-penemuan besar di dunia ini dimulai dari ide yang kelihatanya sangat bodoh? Ingat, the most original thing on earth was ugly. Contohnya ya.. kita semua ini waktu baru lahir… original and ugly.. (coba deh tanya nyokap..;)
3. “NO RULE”: bersikap bebaslah ketika melakukanya, sebab anda tak akan dihakimi, tak boleh dibatasi, tak bisa dikekang. Dalam brainstorming yang sesungguhnya, kita bebas menjada apa dan siapapun. Inilah yang memungkinkan terlemparnya the most craziest idea ever!
Jumat, 15 Agustus 2008
MOMENT YANG MENUMBUHKAN promosi PENJUALAN
PERGESERAN BALANCE OF POWER ANTARA PRODUSEN VERSUS PENGECER
PENINGKATAN PARITAS MEREK DAN SENSIVITAS HARGA
PENURUNAN LOYALITAS MEREK
TERPECAHNYA PASAR MASSAL DAN BERKURANGNYA EFEKTIVITAS MEDIA
PENEKANAN PADA HASIL JANGKA PENDEK
KONSUMEN YANG SEMAKIN RESPONSIF
PROMOSI PENJUALAN YANG BERORIENTASI:
PERDAGANGAN
MEMPERKENALKAN PRODUK BARU
MENINGKATKAN DISTRIBUSI PAKET ATAU UKURAN BARU
MENYELENGGARAKAN PERSEDIAAN ECERAN
MENINGKATKAN LUAS RAK PENYIMPANAN BARANG
MENDAPATKAN DISPLAY UTAMA
MENGURANGI KELEBIHAN PERSEDIAAN DAN MENINGKATKAN PERPUTARAN
MENCAPAI FITUR PRODUK DALAM PERIKLANAN PENGECER
MENGHADAPI AKTIVITAS PESAING
MENJUAL SEBANYAK MUNGKIN KEPADA KONSUMEN
Dengan cara:
insentif keuangan
waktu yang tepat
meminimalkan usaha dan biaya oleh pengecer
hasil yang cepat
meningkatkan kinerja pengecer
juga dengan :
PERIKLANAN KOOPERATIF
PERIKLANAN KHUSUS
PAMERAN PERDAGANGAN
PENINGKATAN PARITAS MEREK DAN SENSIVITAS HARGA
PENURUNAN LOYALITAS MEREK
TERPECAHNYA PASAR MASSAL DAN BERKURANGNYA EFEKTIVITAS MEDIA
PENEKANAN PADA HASIL JANGKA PENDEK
KONSUMEN YANG SEMAKIN RESPONSIF
PROMOSI PENJUALAN YANG BERORIENTASI:
PERDAGANGAN
MEMPERKENALKAN PRODUK BARU
MENINGKATKAN DISTRIBUSI PAKET ATAU UKURAN BARU
MENYELENGGARAKAN PERSEDIAAN ECERAN
MENINGKATKAN LUAS RAK PENYIMPANAN BARANG
MENDAPATKAN DISPLAY UTAMA
MENGURANGI KELEBIHAN PERSEDIAAN DAN MENINGKATKAN PERPUTARAN
MENCAPAI FITUR PRODUK DALAM PERIKLANAN PENGECER
MENGHADAPI AKTIVITAS PESAING
MENJUAL SEBANYAK MUNGKIN KEPADA KONSUMEN
Dengan cara:
insentif keuangan
waktu yang tepat
meminimalkan usaha dan biaya oleh pengecer
hasil yang cepat
meningkatkan kinerja pengecer
juga dengan :
PERIKLANAN KOOPERATIF
PERIKLANAN KHUSUS
PAMERAN PERDAGANGAN
Minggu, 03 Agustus 2008
Bikin bodycopy yang asikk
Waah… sebenernya, ini bagian yang paling gampang dari copywriting! Hehe… bener. Soalnya yang diperlukan di bagian ini hanyalah kemampuan untuk crafting, crafting, dan crafting aja! Once you know the ‘rule’, you can do it! So di sini saya mungkin hanya akan ‘share that rule’ aja yach!Bodycopy atau juga disebut naskah iklan itu sendiri, sebenarnya merupakan penjabaran dari apa pun yang kita tulis di judul. Sehingga, kalimat pertama dari bodycopy haruslah mampu menjadi kalimat penyambung antara judul dengan isi iklan. Setelah itu, barulah silahkan dengan leluasa menyampaikan apa yang hendak disampaikan. Setelah itu, tutup kalimat dengan ‘call to action’.. yaitu kalimat pembujuk agar pembaca mau melakukan sesuatu seperti yang kita inginkan, seperti:“Silahkan ke kantor cabang terdekat”“hubungi kami sekarang juga”“mulai perhatikan sekeliling anda”dll. dsb…Namun ingat, dalam menulis naskah iklan, ada satu ‘peraturan wajib’ yang tak dikenali dalam seni penulisan lainnya. Yakni, gunakan bahasa yang sesingkat-singkatnya. Kata yang sependek-pendeknya. Tetap singkat, padat, namun tetap dapat menyampaikan pesan yang dikehendaki. Jadi, setiap kali setelah anda menulis naskah, lakukanlah editing, editing, dan editing! Singkat, jelas, padat, ringkas, itulah cirri naskah iklan sejati. Hilangkan kata sambung, hilangkan kata imbuhan, hilangkan kata yang tak perlu. Semakin lama anda menjadi seorang copywriter, akan semakin biasa anda mengedit. Dan akhirnya.. sulit menulis seperti seorang pujangga! Haha…Contoh:Berhadiah gelas cantik untuk setiap pembelian sabun X, bisa di edit menjadi:Gratis gelas cantik tiap beli sabun X (lebih ringkas, tanpa mengurangi arti kan??)Please dech... kita semua nyadar, bahwa iklan bukan karya seni yang ditunggu-tunggu kemunculanya. Iklan oleh banyak orang adalah ‘garbage’, ‘salesman’ yang datang tanpa diundang… langsung nangkring di hadapan kita dan mulai ngoceh. Siapa juga yang mau mendengarkan ocehan seorang salesman?? Jadi, sebisa mungkin kita berkata singkat, namun jelas; serta tetap dapat menyampaikan pesan yang kita ingin sampaikan. Kalimat yang bertele-tele dan ‘ngga penting’ hanya akan membuat iklan kita ditinggalkan.. yang pada akhirnya mubazir lah itu semua dana iklan yang telah dibelanjakan… rugi khan??
Darimana Ide datang.........
Sungguh ini suatu pertanyaan sulit. Sesulit seperti menjawab pertanyaan: gimana sih cara mendapatkan ide? Wah. Mungkin jawabanya bisa panjang sekali, dan personal sekali. Tapi.. sungguh tak adakah cara untuk memberi 'clue' sedikiiit… saja darimana para creator iklan mendapatkan ide-ide mereka? Sungguh tak adakah cara untuk mempelajarinya?Begini, Karena iklan adalah materi komunikasi, yang mengkomunikasikan keunggulan/manfaat produk kepada konsumenya (target audience & target market), maka semestinya ide bisa digali dari kedua arah…1. Dari produkSemakin banyak kita tahu mengenai produk, baik itu konsep penciptaanya, konsep penamaanya, cara membuatnya, kelebihan kekuranganya, manfaatnya, dll. dsb., maka akan semakin mudah bagi kita untuk menemukan ide. Dari pengetahuan paling sederhana hingga paling unik dari feature produk. Kalau perlu, coba dulu produk itu, istilahnya… milikilah 'experience' dengan produk itu! Sehingga kita tahu manfaat apa yang paling signifikan yang bisa kita dapatkan. Dan bukankah untuk manfaat itu pula konsumen akan membelinya??2. Dari target marketSemakin baik kita bisa mengenali target, semakin besar kemungkinan kita bisa ‘berbicara’ dan ‘membujuk’ mereka. Kalau bisa, cobalah mendeskripsikan target secara spesifik, termasuk kepribadian, like and dislike, dream, fear, hobbies etc. Coba bayangkan kita menjadi seperti mereka: apakah yang akan mempengaruhi mereka untuk mau mencoba dan membeli produk? Apakah saja yang menjadi pertimbanganya? Bagaimana kondisi psikologi target ketika melihat materi komunikasi kita? Apa saja media habbitnya dan kapan, serta dalam keadaan bagaimana ia menerima pesan kita? Lantas, bagaimana cara paling efektif untuk menarik perhatian serta simpatinya?Seringkali, pengetahuan mengenai kondisi psikologi dan social target market bisa menuntun kita menemukan ide-ide yang outstanding, namun efektif. Ya.. memang belum tentu materi itu akan menang penghargaan, sebab 'creative award' seringkali hanya menilai ‘materi kreatif’-nya saja tanpa melihat bagaimana dan kapan materi itu ditayangkan.. sehingga mampu menimbulkan efek yang membahana seperti yang diinginkan.Sebagai contoh, sebuah iklan sederhana berupa undangan (baik kata-kata maupun look-nya persis seperti undangan) untuk menghadari sebuah private exbition di suatu hotel mewah di Jatim. Yang membuat heboh, iklan itu berukuran double spread, ditaruh di halaman 2 dan 3 dari sebuah Koran terkemuka di Indonesia timur. Sebagai akibatnya, iklan ini menggeser rubrik berita utama ke halaman belakang. Pembaca banyak yang protes dan mengatakan betapa sombong brand tsb. dan sejujurnya, memang itu impact yang ingin didapatkan! Brand itu ingin di perceive sebagai barang super mewah yang hanya mampu dimiliki oleh para penguasa, yang mampu menggeser berita utama!
Ide Yang Baik...
Seringkali dalam review kreatif internal, anggota tim kreatif merasa frustasi lantaran ide-nya tidak juga ‘gol-gol’ alias diterima oleh CD-nya. Apa kurang kreatif? Apa kurang gila? Atau apa? Seperti apa sih ide yang dianggap ‘baik’ itu? Nah, saya akan mencoba menjawabnya walaupun mungkin CD lain punya criteria yang lain pula Biasanya, ide yang baik akan memenuhi criteria-kriteria sbb.:1. simple2. unique3. memorable4. relevant5. campaignable6. original1. Simple: Makin simple ide yang kita punya, makin mudah melakukan penetrasi ke otak audience. Sebab iklan hanya memiliki beberapa setik untuk menyampaikan pesan, sehingga perlu penyederhanaan isi pesan. Semakin sederhana isi pesan, semakin kreatif cara kita menyampaikanya. Simplicity pada hakekatnya adalah ‘strategi’ komunikasi yang kita pilih untuk kita tonjolkan di atas segala kelebihan brand dibanding pesaingnya.2. Uniqueness biasanya juga disebut sebagai iklan dengan ide yang ‘out of the box’, different, break the rule dll. ya, tentunya. Di tengah segala gegap gempita informasi yang diterima masyarakat saat ini, maka perlu cara-cara yang unik untuk mendapat perhatian dari mereka. Ingat, iklan tidak saja bersaing dengan sesama iklan, namun juga dengan berita, gossip dan beragam informasi lain. Unik kadangkala juga dijadikan ungkapan untuk ide yang dianggap cukup ‘original’ dan fresh.3. Ide yang baik adalah ide yang memorable, ide yang akan diingat karena keunikanya. Baik unik secara materinya itu sendiri (konsep iklannya), penempatan (strategi media), maupun perpaduan diantara semua factor (seperti media ambient dll.). Faktor ‘memorable’ ini menjadi penting ketika budget yang dimiliki bisa dibilang ‘mepet’ atau terbatas. Biasanya, iklan-iklan PSA/ILM sangat membutuhkan ide-ide yang memorable, supaya sekali lihat saja orang sudah aware dengan pesan yang disampaikan.4. Ide yang baik adalah ide yang ‘gila’ namun tetap relevan dengan fitur produk atau benefit brand. Ide yang baik adalah ide yang ‘on strategy’, menonjolkan benefit utama yang ingin disampaikan, bukan ide yang hanya kelihatan kreatif tanpa isi. Mungkin saja iklan demikian ini diingat orang, dicintai pemirsa, jadi favorit, tapi kalau ia tak bisa menyampaikan benefit produk sesuai strategi yang telah disusun, maka ide itu bisa disebut ‘sampah’. Dalam hal ini lah saya setuju dengan Ogilvy, bahwa ide yang baik adalah ide yang ‘menjual’. Maksudnya, ya yang sesuai dengan strategi yang kita telah canangkan.5. Ide yang baik juga haruslah ide yang bisa di 'extend into thousand of ideas!' Ide yang harus memiliki ‘core’ kuat agar bisa dikembangkan menjadi beragam series of ad. Contoh terbaik untuk iklan demikian adalah seri iklan ABSOLUT Vodka. Sumber :Nunu ridwan. naskahiklan.blogspot.com/
Darimana Ide datang.........
Sungguh ini suatu pertanyaan sulit. Sesulit seperti menjawab pertanyaan: gimana sih cara mendapatkan ide? Wah. Mungkin jawabanya bisa panjang sekali, dan personal sekali. Tapi.. sungguh tak adakah cara untuk memberi 'clue' sedikiiit… saja darimana para creator iklan mendapatkan ide-ide mereka? Sungguh tak adakah cara untuk mempelajarinya?Begini, Karena iklan adalah materi komunikasi, yang mengkomunikasikan keunggulan/manfaat produk kepada konsumenya (target audience & target market), maka semestinya ide bisa digali dari kedua arah…1. Dari produkSemakin banyak kita tahu mengenai produk, baik itu konsep penciptaanya, konsep penamaanya, cara membuatnya, kelebihan kekuranganya, manfaatnya, dll. dsb., maka akan semakin mudah bagi kita untuk menemukan ide. Dari pengetahuan paling sederhana hingga paling unik dari feature produk. Kalau perlu, coba dulu produk itu, istilahnya… milikilah 'experience' dengan produk itu! Sehingga kita tahu manfaat apa yang paling signifikan yang bisa kita dapatkan. Dan bukankah untuk manfaat itu pula konsumen akan membelinya??2. Dari target marketSemakin baik kita bisa mengenali target, semakin besar kemungkinan kita bisa ‘berbicara’ dan ‘membujuk’ mereka. Kalau bisa, cobalah mendeskripsikan target secara spesifik, termasuk kepribadian, like and dislike, dream, fear, hobbies etc. Coba bayangkan kita menjadi seperti mereka: apakah yang akan mempengaruhi mereka untuk mau mencoba dan membeli produk? Apakah saja yang menjadi pertimbanganya? Bagaimana kondisi psikologi target ketika melihat materi komunikasi kita? Apa saja media habbitnya dan kapan, serta dalam keadaan bagaimana ia menerima pesan kita? Lantas, bagaimana cara paling efektif untuk menarik perhatian serta simpatinya?Seringkali, pengetahuan mengenai kondisi psikologi dan social target market bisa menuntun kita menemukan ide-ide yang outstanding, namun efektif. Ya.. memang belum tentu materi itu akan menang penghargaan, sebab 'creative award' seringkali hanya menilai ‘materi kreatif’-nya saja tanpa melihat bagaimana dan kapan materi itu ditayangkan.. sehingga mampu menimbulkan efek yang membahana seperti yang diinginkan.Sebagai contoh, sebuah iklan sederhana berupa undangan (baik kata-kata maupun look-nya persis seperti undangan) untuk menghadari sebuah private exbition di suatu hotel mewah di Jatim. Yang membuat heboh, iklan itu berukuran double spread, ditaruh di halaman 2 dan 3 dari sebuah Koran terkemuka di Indonesia timur. Sebagai akibatnya, iklan ini menggeser rubrik berita utama ke halaman belakang. Pembaca banyak yang protes dan mengatakan betapa sombong brand tsb. dan sejujurnya, memang itu impact yang ingin didapatkan! Brand itu ingin di perceive sebagai barang super mewah yang hanya mampu dimiliki oleh para penguasa, yang mampu menggeser berita utama!
Ide Yang Baik...
Seringkali dalam review kreatif internal, anggota tim kreatif merasa frustasi lantaran ide-nya tidak juga ‘gol-gol’ alias diterima oleh CD-nya. Apa kurang kreatif? Apa kurang gila? Atau apa? Seperti apa sih ide yang dianggap ‘baik’ itu? Nah, saya akan mencoba menjawabnya walaupun mungkin CD lain punya criteria yang lain pula Biasanya, ide yang baik akan memenuhi criteria-kriteria sbb.:1. simple2. unique3. memorable4. relevant5. campaignable6. original1. Simple: Makin simple ide yang kita punya, makin mudah melakukan penetrasi ke otak audience. Sebab iklan hanya memiliki beberapa setik untuk menyampaikan pesan, sehingga perlu penyederhanaan isi pesan. Semakin sederhana isi pesan, semakin kreatif cara kita menyampaikanya. Simplicity pada hakekatnya adalah ‘strategi’ komunikasi yang kita pilih untuk kita tonjolkan di atas segala kelebihan brand dibanding pesaingnya.2. Uniqueness biasanya juga disebut sebagai iklan dengan ide yang ‘out of the box’, different, break the rule dll. ya, tentunya. Di tengah segala gegap gempita informasi yang diterima masyarakat saat ini, maka perlu cara-cara yang unik untuk mendapat perhatian dari mereka. Ingat, iklan tidak saja bersaing dengan sesama iklan, namun juga dengan berita, gossip dan beragam informasi lain. Unik kadangkala juga dijadikan ungkapan untuk ide yang dianggap cukup ‘original’ dan fresh.3. Ide yang baik adalah ide yang memorable, ide yang akan diingat karena keunikanya. Baik unik secara materinya itu sendiri (konsep iklannya), penempatan (strategi media), maupun perpaduan diantara semua factor (seperti media ambient dll.). Faktor ‘memorable’ ini menjadi penting ketika budget yang dimiliki bisa dibilang ‘mepet’ atau terbatas. Biasanya, iklan-iklan PSA/ILM sangat membutuhkan ide-ide yang memorable, supaya sekali lihat saja orang sudah aware dengan pesan yang disampaikan.4. Ide yang baik adalah ide yang ‘gila’ namun tetap relevan dengan fitur produk atau benefit brand. Ide yang baik adalah ide yang ‘on strategy’, menonjolkan benefit utama yang ingin disampaikan, bukan ide yang hanya kelihatan kreatif tanpa isi. Mungkin saja iklan demikian ini diingat orang, dicintai pemirsa, jadi favorit, tapi kalau ia tak bisa menyampaikan benefit produk sesuai strategi yang telah disusun, maka ide itu bisa disebut ‘sampah’. Dalam hal ini lah saya setuju dengan Ogilvy, bahwa ide yang baik adalah ide yang ‘menjual’. Maksudnya, ya yang sesuai dengan strategi yang kita telah canangkan.5. Ide yang baik juga haruslah ide yang bisa di 'extend into thousand of ideas!' Ide yang harus memiliki ‘core’ kuat agar bisa dikembangkan menjadi beragam series of ad. Contoh terbaik untuk iklan demikian adalah seri iklan ABSOLUT Vodka. Sumber :Nunu ridwan. naskahiklan.blogspot.com/
Bikin Headline yang efektif
Again and again and again and again….Hari ini writerku membuat headline yang ngga tahu ke mana juntrunganya! Padahal aku udah sering bilang berkali-kali, bahwa hanya ada dua macam headline!Headline which explain everythingIntriguing headlineTergantung pada tujuan kita. Kalau kita ingin audience membaca bodycopy, kalau kita punya banyak hal untuk diterangkan, maka gunakan intriguing headline. Headline yang bikin orang ‘gatal’ kalau ngga baca penjelasanya. Seni menulis headline seperti ini contohnya banyak, seperti:“People don’t read long copy anymore, here’s the reason why….”“Kembali ‘perawan’ tanpa biaya”“Tukang bajaj diculik Alien”Coba rasakan, bagaimana judul-judul itu membuat kita ingin tahu dan membaca lebih jauh. Pemilihan kosa kata serta gaya berbicara bisa banyak sekali, tergantung dari psikografi target audience kita, jenis produk, dan kondisi poleksosbudhankam saat itu.Nah, kalau kalau tidak – dan ini sering – lebih baik gunakan headline yang langsung aja, yang menerangkan apa yang kita maksud. Headline yang membuat orang ‘ngeh’ dalam waktu 2 detik! Itulah the magic of creating print ad.Ada banyak argument kenapa headline tipe ini paling sering digunakan:karena orang Indonesia belum punya ‘reading habit’ yang tinggikarena iklan hanya punya 2 detik untuk memberi informasi, dengan argument: orang membaca Koran/majalah/tabloid adalah untuk membaca artikel, dan iklan adalah materi yang datang tanpa diundang sehingga cenderung dilewatkan, sehingga dia harus bisa mencuri perhatian, mencuri waktu, dan mampu menerangkan apa serta siapa dia dalam waktu kurang dari lima detik!Jadi, manakah headline yang anda suka?Menulis untuk materi komunikasi pemasaran bukan maslah suka dan tidak suka, namun masalah mana yang lebih efektif untuk produk dan target tertentu!Sumber :naskahiklan.blogspot.com/
Langganan:
Postingan (Atom)